Gondokusuman,REDAKSI17.COM – Suasana semarak membalut Kantor Kelurahan Klitren, sepanjang Jalan Solo dan Wahidin hingga Embung Langensari, Minggu (8/6), saat Kirab Gunungan Undhuh-undhuh 2025 digelar. Kegiatan ini sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta serta panggung kebersamaan lintas iman dan meneguhkan jati diri Yogyakarta sebagai kota toleransi dan harmoni.
Kirab dimulai tepat pukul 09.00 WIB dari Kantor Kelurahan Klitren. Di bawah langit yang mendung namun hangat oleh semangat, barisan peserta berjalan menyusuri Jalan Solo dan Jalan dr. Wahidin. Menariknya, tujuh andong kehormatan turut menyemarakkan kirab, menambah kekayaan visual dalam prosesi yang diikuti hampir 500 orang ini.
Selain itu juga membawa 20 gunungan hasil kreativitas warga lintas agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu serta perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas.
Sendratari oleh para seniman
Di depan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman, kirab berhenti sejenak untuk menyuguhkan sendratari religius yang menyentuh hati. Tarian yang dibawakan oleh para seniman dan seniwati Kota Yogyakarta ini mengisahkan pertemuan simbolik antara Kyai dan Nyai Klitren, dua tokoh spiritual yang merepresentasikan keharmonisan, toleransi, dan cinta tanah air. Sendratari ini disambut antusias oleh masyarakat yang memadati area pertunjukan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang turut hadir dalam prosesi kirab, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah terlibat.
“Ini adalah bagian dari cara kita mengucap syukur setelah bekerja dan memperoleh hasil. Kita syukuri dengan cara yang luhur melalui budaya dan kebersamaan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi. Kirab ini menunjukkan bahwa kerukunan itu nyata dan bisa diwujudkan,” ungkapnya.
Pemberkatan gunungan oleh 6 tokoh agama
Hasto menambahkan bahwa kerukunan umat beragama harus terus dijaga dan diwariskan lintas generasi. “Kita tidak boleh lelah mencintai perbedaan, karena di situlah kekuatan sejati kita sebagai bangsa,” tambahnya.
Usai sendratari, enam tokoh agama memimpin prosesi pemberkatan gunungan. Dalam suasana yang tenang dan khusyuk, doa-doa dari berbagai tradisi spiritual dinaikkan ke langit, memohon keberkahan, perdamaian, dan kelestarian hidup bersama. Meski hujan sempat turun cukup deras, tidak menyurutkan antusiasme masyarakat yang hadir, seolah menjadi rahmat yang menyertai prosesi.
Keseruan Kirab Gunungan Undhuh-Undhuh 2025
Ketua Panitia Kirab Gunungan Undhuh-undhuh 2025, Joko Pamungkas, menyampaikan bahwa kirab ini merupakan hasil kolaborasi antara GKJ Gondokusuman, Rintisan Kelurahan Budaya (RKB) Kelurahan Klitren, serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Yogyakarta.
“Kirab ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan rezeki yang telah diterima oleh masyarakat. Lebih dari sekadar perayaan budaya, kirab ini menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas Kota Yogyakarta sebagai kota toleransi sebuah kota tempat keragaman dijunjung tinggi, dan kebersamaan lintas keyakinan menjadi kekuatan yang menyatukan,” katanya.
Joko berharap Kirab Gunungan Undhuh-undhuh tidak hanya menjadi peristiwa budaya yang dirayakan, tetapi juga menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga harmoni, merawat perbedaan, dan membangun masa depan yang damai dan penuh harapan.
“Semoga acara ini membawa makna dan semangat kebersamaan dan keberlanjutan bagi masyarakat Kota Yogyakarta,” tambahnya.