Home / Politik / Kisah 14 Menteri Ekonomi Soeharto Mundur Berjamaah

Kisah 14 Menteri Ekonomi Soeharto Mundur Berjamaah

Kisah 14 Menteri Ekonomi Soeharto Mundur Berjamaah

Jakarta,REDAKSI17.COM – Ekonom senior Faisal Basri mengaku mendengar kabar Sri Mulyani Indrawati secara moral siap untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menteri Keuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur,” kata Faisal dalam acara Political Economic Outlook yang dimaksud dimaksud digelar PROGRESIF, seperti dikutip Selasa (16/1/2024).

Selain Sri Mulyani, Faisal mengatakan Basuki Hadimuljono juga sudah siap untuk meninggalkan kursi Menteri Pekerjaan Umum kemudian Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu ada beberapa menteri lain yang tersebut dimaksud ia tak sebutkan namanya.

Faisal mengungkapkan, para jajaran menteri yang mana mana siap mundur itu tengah menunggu momentum yang dimaksud pas untuk mengundurkan diri. Proses pengunduran diri menteri itu menurutnya juga pernah terjadi pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

“Mudah-mudahan momentum ini segera Insya Allah jadi pemicu yang mana yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar kemudian 12 menteri lainnya mundur dalam zaman Pak Harto,” ucap Faisal.

Pernyataan Faisal tentang pengunduran menteri dalam era Soeharto memang benar. Bahkan, itu menjadi pengunduran diri menteri secara massal yang digunakan hal tersebut berhasil mengubah proses sejarah Indonesia.

14 menteri sektor sektor ekonomi mengundurkan diri

Kisah ini terjadi di 20 Mei 1998. Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, kemudian Industri (Menko Ekuin) Ginandjar Kartasasmita memimpin pertemuan menteri-menteri urusan sektor perekonomian dalam tempat gedung Bappenas, Jakarta.

Dalam Managing Indonesia’s Transformation (2013), Ginandjar bercerita pertemuan itu digelar usai dirinya bertemu sebagian menteri, jurnalis kemudian juga pelaku perusahaan di dalam dalam pagi hari tanggal 20 Mei 1998. Seluruhnya bicara kondisi Indonesia yang tersebut carut marut dihajar krisis dunia usaha lalu kebijakan pemerintah yang digunakan dimaksud tiada tahu kapan akan selesai.

Topik pembicaraan pada pagi hari itulah yang mana dimaksud jadi diskusi hangat di area dalam Bappenas bersama para menteri ekonomi. Dari seluruh menteri ekonomi, semata-mata cuma tiga menteri yang dimaksud hal tersebut tiada hadir. Mereka adalah Menteri Lingkungan Hidup Juwono Sudarsono, Menteri Industri kemudian Perdagangan Bob Hasan, serta Menteri Keuangan Fuad Bawazier.

Saat memimpin pertemuan, Ginandjar berbicara tentang situasi perekonomian Indonesia. Singkatnya, kondisi kegiatan perekonomian terkini jika terus dibiarkan akan menghasilkan Indonesia kolaps. Pernyataan ini diamini oleh hampir seluruh menteri, kecuali Ary Mardjono (Menteri Negara Agraria/Kepala BPN).

Beranjak dari sini, Ginandjar menyampaikan ingin mengundurkan diri dari jabatan menteri di area area Kabinet Pembangunan VII yang mana yang baru dibentuk Soeharto empat hari sebelumnya, tepat pada 16 Maret 1998.

Tak disangka, niat Ginandjar itu juga disambut serupa oleh para menteri lain. Alhasil, 14 menteri yang yang hadir setuju untuk menarik diri dari Kabinet Pembangunan VII. Mereka adalah:

  1. Akbar Tandjung (Menteri Negara Perumahan Rakyat)
  2. A.M Hendropriyono (Menteri Transmigrasi & Permukiman Perambah Hutan)
  3. Giri Suseno Hadihardjono (Menteri Perhubungan)
  4. Haryanto Dhanutirto (Menteri Negara Pangan & Holtikultura)
  5. Ginandjar Kartasasmita (Menko Ekuin)
  6. Kuntoro Mangkusubroto (Menteri Pertambangan & Energi)
  7. Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)
  8. Rachmadil Bambang Sumadhijo (Menteri Pekerjaan Umum)
  9. Rahardi Ramelan (Menteri Penyelidikan & Teknologi)
  10. Subiakto Tjarawerdaya (Menteri Koperasi & Pengusaha Kecil)
  11. Sanyoto Sastrowardoyo (Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM)
  12. Sumahadi (Menteri Kehutanan & Perkebunan)
  13. Theo L. Sambuaga (Menteri Tenaga Kerja)
  14. Tanri Abeng (Menteri Negara Pendayagunaan BUMN)

Dalam surat pernyataan, ke-14 menteri itu juga menyebut pembentukan kabinet baru tidaklah akan menyelesaikan masalah.

Lalu, apa sikap Soeharto melihat para menterinya mengundurkan diri? Penulis biografi Soeharto, Robert Edward Elson dalam Soeharto: A Political Biography (2017) menyebut, Soeharto sangat kaget juga juga terpukul.

Pasalnya, tindakan ini dalam area luar dari skenario yang tersebut digunakan sudah dirancang. Sebelumnya, Soeharto punya skenario membentuk Kabinet Reformasi lalu juga mengumumkannya dalam 21 Mei 1998. Namun, apa daya takdir berkata lain.

Wapres Habibie dalam Detik-detik yang dimaksud mana Menentukan (2006) bercerita sempat mengajukan permohonan para menteri tidaklah mengundurkan diri. Namun, dia itu tetap bergeming.

Soeharto yang tersebut hal tersebut tak lagi dipercaya oleh para menteri kemudian petinggi MPR akhirnya memutuskan mengundurkan diri keesokan harinya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *