Home / Aneka / Kisah Raja Gula RI, Jadi Sugar Daddy dan Punya 26 Anak

Kisah Raja Gula RI, Jadi Sugar Daddy dan Punya 26 Anak

Kisah Raja Gula RI, Jadi Sugar Daddy juga Punya 26 Anak

Jakarta,REDAKSI17.COM  – ‘Sugar Daddy’ sebuah narasi yang digunakan dimaksud sudah bukan ada asing lagi. Narasi yang mana disebut belakangan sering digunakan untuk merujuk seseorang laki-laki kaya raya serta dewasa. Biasanya, sugar daddy juga sering memberikan dukungan keuangan kepada seseorang sebagai imbalan kebersamaan.

Namun, kisah sugar daddy yang tersebut mana seperti itu bukan semata-mata terjadi pada masa sekarang ini saja, melainkan juga sudah terjadi sejak dahulu kala. Salah satu sosoknya adalah Oei Tiong Ham, pengusaha jika Semarang yang digunakan itu miliki harta 200 jt gulden atau setara Rp 43 Triliun. Dan, dari segi romansa dia punya banyak gundik, 8 istri juga juga 26 anak

Sumber Harta

Sebagai catatan, Oei Tiong Ham adalah pendiri kemudian pemilik dari konglomerasi besar bernama Oei Tiong Ham Concern (OTHC). Fokus utama bisnisnya adalah gula yang tersebut hal itu sangat berjaya pada area masa kolonialisme Belanda.

Menurut Yoshihara Kunio dalam Konglomerat Oei Tiong Ham (1992), dalam kurun 1910-1912, OTHC berhasil mengekspor gula sebanyak 200 ribu ton hingga mengalahkan perusahaan Barat. Bahkan, pada area waktu bersamaan, OTHC sukses menguasai 60% pasar gula di tempat tempat Hindia Belanda. Kantor cabangnya pun tersebar pada seluruh dunia, mulai dari India, Singapura hingga London.

Berkat besarnya kegiatan perusahaan itu, tak heran kalau Oei Tiong Ham miliki kekayaan 200 jt gulden. Sebagai catatan, uang 1 gulden pada 1925 sanggup hanya membeli 20 kg beras. Jika biaya beras Rp 10.850/kg, diperkirakan harta kekayaannya senilai Rp 44 triliun. Atas dasar inilah, dia dijuluki sebagai Raja Gula lalu dinobatkan sebagai salah satu miliarder di tempat dalam Hindia Belanda juga dunia.

Punya banyak sugar baby, 8 istri & 26 anak

Sorotan kepada Oei Tiong Ham pada area masa kolonial bukan belaka mengenai kesuksesannya membangun usaha, tetapi juga ihwal keluarga, hubungan romansa, kemudian keinginannya mengoleksi istri supaya punya banyak anak.

Diketahui, Oei pertama kali menikah di area area usia 18 tahun dengan perempuan bernama Goei Bing Nio kemudian juga mempunyai dua anak perempuan. Namun, kedua anak hal itu tak menghasilkan Oei puas.

Pasalnya, sebagaimana dipaparkan Benny G. Setiono dalam Tionghoa Dalam Pusaran Politik (2008), Oei ingin punya banyak keturunan oleh sebab itu beranggapan banyak anak banyak rezeki. Selain itu, alasan lain dia miliki gundik sebab istri pertamanya itu dianggap keras kepala juga juga angkuh.

Sejak itulah dia mantap berhubungan dengan gundik-gundik, tanpa menceraikan istri pertama. Kisah gundik ini dikisahkan langsung oleh anak perempuan Oei dari istri pertamanya bernama Oe Hui Lan dalam memoar Oei Hui Lan: Kisah Putri Sang Raja Gula dari Semarang.

Kata Sang Anak, Oei punya banyak gundik yang yang disebut dia pacari tanpa status. Tak diketahui berapa banyak, tetapi dari gundik-gundik tersebut, dia punya satu anak setiap tahunnya.

“Gadis mana yang digunakan yang tiada jatuh hati pada ketampanan dan juga juga jabatan Ayah? Semua perempuan berusaha menarik perhatian Ayah,” tanya Oei Hui Lan.

Tak jarang pula gundik-gundik yang dimaksud disebut minta naik status. Mereka ingin menjadi istri resmi Oei. Alhasil, Oei pun menuruti permintaan tersebut. Tercatat ada 7 gundik yang mana hal itu naik status menjadi istri, tanpa pernah menceraikan satu sebanding lain.

Jadi, total semasa hidup dia punya 8 istri serta 26 anak. Namun, kata Oei Hui Lan, jumlah total total anaknya diperkirakan lebih besar banyak dari itu. Sebab, dia menghitung punya saudara tiri 42 orang lalu mungkin lebih lanjut besar dari itu mengingat Ayahnya berhubungan dengan banyak perempuan.

Menariknya, Oei Tiong Ham bersifat adil kepada seluruh pasangan kemudian juga anak-anaknya.

“Walaupun istri-istrinya telah terjadi lama meninggalkannya (tak lagi hidup bersama), Oei Tiong Ham tetap menjalankan kewajibannya dalam menunjang semua biaya kehidupan sang istri,” tulis Benny G. Setiono.

Tak tanggung-tanggung, Oei membahagiakan semua istri kemudian juga anak dengan kemewahan. Istri-istrinya tinggal tersebar di area dalam beberapa wilayah, mulai dari London, Singapura, China lalu Semarang. Bahkan, keluarga yang tersebut digunakan berada pada London mampu belaka bergaul dengan keluarga kerajaan Inggris.

Sementara, anak-anaknya diberi biaya sekolah sampai jenjang paling tinggi. Oei Hui Lan sendiri bisa saja semata sekolah di tempat tempat London lalu juga saat dewasa dia menjadi Ibu negara China.

Lalu, untuk tentang warisan, Oei diketahui memberi 26 anaknya dengan warisan sebesar 400.000 gulden atau setara belasan miliar rupiah tak lama usai meninggal pada 6 Juli 1924.

Atas dasar inilah, Oei Tiong Ham layak dijuluki sebagai sugar daddy dalam masa kolonial. Bukan semata-mata cuma lantaran dia punya banyak perempuan, tetapi juga dikarenakan dia benar-benar berkecimpung di dalam dalam industri gula sebagai pengusaha sukses.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *