Massa membawa spanduk bertuliskan “SD Negeri Koplak”. Spanduk bertuliskan “Program Kejar Paket Kekuasaan” dengan poin-poin Belajar Cara Cepat Mengubah Konstitusi, Belajar Kiat Mudah Meraup Suara Pemilu, Belajar Cuek Meski Melanggar Kode Etik, Belajar Memperalat Aparat, Untuk Kepentingan Dinasti Politik Keluarga kemudian Kelompok
Belajar Melanggengkan Kekuasaan.
Massa mengklaim bukan berafiliasi dengan capres/cawapres manapun. Meski dalam aksi tersebut, sebagian massa mengenakan kaos bertuliskan dukungan capres nomor urut 03, Ganjar-Mahfud.
“Kami datang atas nama rakyat yogyakarta pro demokrasi juga menjaga konstitusi, datang ke kpu untuk menyampaikan aspirasi keprihatinan kami bahwa pemilihan umum kali ini benar-benar pemilihan umum yang digunakan sangat gila yang dimaksud mana kecurangan sangat nyata pada depan kita,” papar Agus Becak, salah satu koordinator aksi ditemui di area lokasi, Selasa.
Meski tak menyebutkan kecurangan yang tersebut terjadi, Agus menyatakan, KPU harus bertindak jujur dan juga adil (jurdil) dalam penghitungan suara. Sehingga pilpres berjalan sesuai aturan yang digunakan berlaku.
Agus mengatakan massa yang dimaksud pro demokrasi bukan terima dengan pemilihan umum yang dimaksud seperti ini. Karenanya merek menggelar aksi teatrikal kegiatan belajar-mengajar sebagai simbol mengajari kembali KPU tentang penghitungan suara.
“Ini bukan permasalahan paslon 01, 02, atau 03 tapi ini adalah bagaimana kita menjaga demokrasi Indonesia, menjaga konstitusi. Kami mengingatkan kpu belajar kembali matematika SD,” tandasnya.
Agus menambahkan, massa menuntut pemilihan umum yang tersebut jurdil. Kecurangan yang terjadi menurutnya sudah banyak dilaporkan di tempat media massa. Bila terbukti ada kecurangan maka mereka itu menuntut dilakukannya pemilihan umum ulang.
“Kalau terbukti kecurangan-kecurangan ini maka kami memohon pilpres diulang kembali,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi