Home / Daerah / Kompetisi Karya Filosofi 2024 Undang Anak Muda Berkarya

Kompetisi Karya Filosofi 2024 Undang Anak Muda Berkarya

Yogyakarta (25/11/2024)REDAKSI17.COM – Kompetisi Karya Filosofi 2024 masih menunggu para milenial dan Gen Z penggiat foto dan video yang memiliki kreativitas tinggi untuk memamerkan karyanya. Kompetisi foto dan video mengenai Sumbu Filosofi Yogyakarta yang diselenggarakan Pemda DIY bersama Humas Indonesia ini, diperpanjang pendaftarannya hingga 30 November 2024 mendatang.

Kepala Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada, pada konferensi pers Kompetisi Karya Filosofi 2024 mengatakan, kompetisi ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menggali dan menafsirkan filosofi Sumbu Filosofi Jogja. Penafsiran ini dilakukan melalui karya foto, video, dan cerita visual, dalam rangka nguri-uri keistimewaan DIY.

Teguh berharap ajang ini dapat mendorong masyarakat untuk menggali lebih dalam makna yang ada dalam Sumbu Filosofi Jogja. “Melalui kompetisi ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk mengapresiasi nilai-nilai budaya dan filosofi yang ada. Sumbu Filosofi bukan hanya sekadar konsep fisik, tetapi juga simbol dari keseimbangan alam dan budaya,” ujar Teguh, Senin (25/11).

Menurut Teguh, kompetisi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menggali lebih dalam makna filosofis yang terkandung dalam Sumbu Filosofi Jogja, sebuah warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Sumbu Filosofi Jogja menghubungkan tiga titik penting: Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan. Kombinasi ini menyimpan nilai kosmologis dan filosofis yang mendalam, yang kini dapat diungkapkan melalui karya kreatif yang menginspirasi banyak orang.

Target pengumpulan kompetisi ini adalah 150 karya kreatif. Karya ini sebagai upaya untuk memperkenalkan keistimewaan Yogyakarta lebih luas. Terutama, melalui platform media sosial populer seperti Instagram dan TikTok.

“Karya-karya yang diunggah peserta akan menjadi sarana untuk menginspirasi orang lain dalam memahami dan menyuarakan filosofi Sumbu Filosofi Jogja. Juga, mengenalkan Yogyakarta sebagai kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan nilai-nilai filosofis yang mendalam,” papar Teguh.

Sementara itu, CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan mengatakan, kompetisi Karya Filosofi 2024 terbagi dalam tiga kategori utama, yang menawarkan tantangan kreatif bagi peserta. Kategori pertama yakni Kompetisi Video Kreatif, peserta diminta untuk membuat video yang menggambarkan filosofi Sumbu Filosofi Jogja secara menarik dan informatif. Selanjutnya, Kompetisi Foto. Peserta dapat menceritakan kisah visual melalui foto yang mengangkat keindahan dan makna Sumbu Filosofi Jogja. Ketiga, Kompetisi Storytelling.

“Peserta akan menulis cerita inspiratif yang berkaitan dengan nilai filosofis yang terkandung dalam Sumbu Filosofi Jogja,” kata Asmono.

Asmono menambahkan, sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas peserta, kompetisi ini menyediakan hadiah total sebesar Rp40.000.000 serta Piala Gubernur Yogyakarta. Pemenang juga berkesempatan untuk menampilkan karya mereka di berbagai platform promosi untuk memperkenalkan Sumbu Filosofi Jogja lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional.

Asmono Wikan nantinya juga akan menjadi juri, bersama Kepala BPKSF Yogyakarta Aryanto Hendro Suprantoro, Fotografer Jurnalis Harian Kompas Ferganata Indra, dan Sutradara Film Indonesia, Ifa Isfansyah. Juri menurut Asmono Wikan akan menilai karya peserta berdasarkan beberapa kriteria, termasuk muatan filosofis, kreativitas konten, storytelling, dan orisinalitas.

Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan adalah video harus berformat vertikal (rasio 9:16) dan durasi maksimal 90 detik. Foto harus berformat vertikal (rasio 1:1) dan dapat diunggah dalam bentuk single post atau carousel (maksimal 5 slide). Pengeditan dasar seperti penyesuaian brightness dan contrast diperbolehkan, namun efek atau animasi berlebihan tidak diperkenankan.

Juri sekaligus fotografer jurnalis Harian Kompas, Ferganata Indra, menambahkan, kompetisi ini lebih dari sekadar lomba. Kompetisi ini adalah ajang berkontribusi guna melestarikan dan memperkenalkan Sumbu Filosofi Jogja. Karya-karya yang dihasilkan bukan hanya menjadi ekspresi pribadi, tetapi juga bagian dari upaya pelestarian budaya yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

“Lomba ini sangat menarik karena selain menantang kreativitas peserta dalam mengeksplorasi filosofi Sumbu Filosofi Jogja, ia juga memberikan tantangan tersendiri dengan format yang tidak biasa. Ini adalah kesempatan untuk menggali elemen-elemen filosofis yang mungkin belum banyak tereksplorasi,” ujar Ferganata.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *