Yogyakarta (06/08/2025) REDAKSI17.COM – Perekonomian DIY mencatatkan kinerja impresif pada triwulan II-2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 5,49 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy), tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menyampaikan secara triwulanan (q-to-q) ekonomi DIY tumbuh 1,20 persen, dan secara kumulatif semester I-2025 dibandingkan dengan semester I-2024 (c-to-c), tumbuh sebesar 5,30 persen. Angka ini melampaui rata-rata pertumbuhan Pulau Jawa yang berada di kisaran 4,92 persen.
“Pertumbuhan ini ditopang kinerja positif sebagian besar lapangan usaha. Sektor konstruksi menjadi penopang utama dengan kontribusi 0,91 persen terhadap pertumbuhan tahunan. Proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta–Solo dan Yogyakarta–Bawen, serta proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kamijoro, mendorong aktivitas konstruksi di wilayah ini,” ujar Herum di Kantor BPS DIY, Selasa (5/8).
Selain konstruksi, industri pengolahan juga mencatat pertumbuhan signifikan. Herum menjelaskan, lonjakan permintaan domestik saat libur panjang dan perayaan hari besar seperti Idulfitri dan Iduladha menjadi pemicu utama. Ekspor produk seperti pakaian jadi, minuman, barang kulit, dan perabot rumah tangga turut mendongkrak output industri ini.
“Sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman juga tumbuh kuat. Lonjakan wisatawan selama liburan, didukung oleh berbagai event seperti ArtJog 2025, Mandiri Jogja Marathon, serta pertunjukan budaya di Sonobudoyo, memberikan kontribusi besar bagi sektor ini,” tambah Herum.
Namun demikian, tidak semua sektor mengalami pertumbuhan. Herum mengungkapkan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi akibat pergeseran musim tanam padi. Produksi padi turun 36,30 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Penurunan juga terjadi pada produksi jagung dan ubi kayu.
“Meski demikian, secara semesteran sektor pertanian mulai menunjukkan tren pemulihan pasca fenomena El Nino. Produksi padi meningkat 23,43 persen, jagung naik 48,06 persen, dan beberapa komoditas hortikultura seperti cabai, semangka, serta durian mencatatkan pertumbuhan menggembirakan,” jelas Herum.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi kontributor utama pertumbuhan. Tingginya konsumsi didorong oleh kebutuhan liburan, belanja masyarakat, dan pengeluaran pendidikan pada masa tahun ajaran baru, sementara PMTB mencerminkan meningkatnya investasi pembangunan.
Secara nasional, kontribusi PDRB DIY terhadap PDB Indonesia tercatat 0,88 persen. Meskipun relatif kecil, laju pertumbuhan tertinggi di Jawa menunjukkan bahwa DIY mampu menjaga momentum pemulihan serta mengelola pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Humas Pemda DIY