Home / Daerah / Kopi Lokal, Cita Rasa Global: Wakil Bupati Gunungkidul Tanam Semangat Baru di Festival Kopi Langgeran

Kopi Lokal, Cita Rasa Global: Wakil Bupati Gunungkidul Tanam Semangat Baru di Festival Kopi Langgeran

Gunungkidul,REDAKSI17.COM – Suasana sejuk di kawasan wisata Langgeran pagi itu terasa berbeda. Aroma biji kopi yang baru disangrai berpadu dengan semangat para petani muda. Dalam mo1mentum yang hangat dan penuh harapan itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, hadir dalam festival kopi langgeran dan turut menanam bibit kopi sebagai simbol dukungan terhadap tumbuhnya kopi lokal di Gunungkidul tersebut.

 

Ketua Desa Wisata Langgeran, Wagino, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif Kelompok Tani Tunas Muda yang sengaja dilaksanakan pada musim hujan agar penanaman kopi dapat optimal.

 

“Tujuan utama festival ini adalah memberi dorongan semangat kepada petani muda agar lebih maksimal dalam mengembangkan produk kopi lokal. Kami ingin masyarakat tahu bahwa di Gunung Gambar ini tumbuh kopi robusta dengan kualitas tak kalah dari daerah lain,” ungkap Wagino saat ditemui dalam acara tersebut, Minggu (02/11/2025).

 

Festival kopi kali ini bukan sekadar ajang menikmati aroma dan rasa, tetapi juga perayaan semangat, ketekunan, dan optimisme petani kopi Gunungkidul.

 

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Joko Parwoto menegaskan bahwa setiap biji kopi yang tumbuh di Ngawen, Wonosari, dan Playen merupakan hasil kerja keras dan kecintaan masyarakat terhadap bumi Gunungkidul.

 

“Kopi bukan sekadar minuman, tetapi simbol kerja keras, kesabaran, dan kebersamaan. Setiap teguknya adalah wujud gotong royong dari tangan petani, pelaku UMKM, hingga penikmat kopi di seluruh negeri,” tutur Joko Parwoto.

 

Lebih jauh, Wabup Joko juga menyinggung data produksi kopi nasional. Berdasarkan catatan USDA (United States Department of Agriculture), produksi kopi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 654 ribu ton, dan diperkirakan meningkat menjadi 10,9 juta karung (60 kg/karung) pada tahun 2024/2025.

 

Nilai ekspor kopi Indonesia pun mencapai USD 916,6 juta atau sekitar Rp 15,22 triliun, dengan Amerika Serikat, Mesir, dan India sebagai pasar utama.

 

“Potensi kopi Gunungkidul sangat besar. Kondisi alamnya ideal, tanah subur, udara sejuk, dan masyarakat yang pekerja keras. Melalui festival ini, kita menanam harapan bahwa kopi Gunungkidul akan menjadi ikon baru ekonomi kreatif dan wisata agro,” jelas Wabup.

 

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, lanjutnya, berkomitmen mendukung modernisasi dan digitalisasi sektor pertanian, termasuk kopi rakyat. Dukungan diberikan melalui perluasan akses terhadap informasi pasar, teknologi pengolahan, pembiayaan, serta pemasaran digital.

 

Selain itu, Pemkab juga mendorong sinergi antara kopi dan pariwisata Gunung Gambar, menjadikan kawasan tersebut bukan hanya tempat tumbuhnya kopi, tetapi juga destinasi edukasi dan budaya lokal yang memperkuat identitas daerah.

 

Menutup sambutannya, Wabup menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, komunitas kopi, dan pelaku UMKM yang telah menyukseskan acara ini.

 

“Semoga kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ekonomi rakyat dan menumbuhkan kebanggaan terhadap hasil bumi kita sendiri. Salam Kopi Gunungkidul , kopi lokal, cita rasa global!” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *