JAKARTA,REDAKSI17.COM – Sekretaris Steering Committee Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rusman Yakub, dari kubu Agus Suparmanto menjelaskan kronologi proses pemilihan Ketua Umum PPP periode 2025-2030. Berdasarkan kronologi yang disampaikan Rusman, Agus Suparmanto terpilih menjadi Ketum PPP secara aklamasi. Namun, sebelum tercapai kesepakatan itu, terjadi sejumlah dinamika yang menyebabkan kader PPP terbelah. Bibit perpecahan mulai terlihat saat sidang paripurna I dibuka oleh Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara. Saat itu, muktamirin menginterupsi dan meminta pimpinan sidang diganti.
“Namun, Pak Amir sama sekali tidak menghiraukan dan memberikan kesempatan untuk peserta mengungkapkan pendapatnya,” kata Rusman dalam acara Tasyakuran Muktamar X PPP di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (28/9/2025).
Rusman menyampaikan, saat itu, muktamirin keberatan karena sidang dipimpin oleh ketua tim pemenangan salah satu caketum. Muktamirin meminta agar sidang dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris SC. Amir dinilai tidak mengindahkan protes muktamirin, bahkan menantang peserta. Saat itu, ada pernyataan Amir yang dinilai menjadi pemercik keributan. “Pak Amir mengungkapkan kalimat yang menantang muktamirin yang mencederai tata aturan sidang dan keabsahan sidang dengan menghilangkan hak bicara peserta muktamar dengan pernyataan, ‘Meski kalian DPW DPC, tetapi saya yang menentukan karena saya yang memegang palu.’,” jelas Rusman.
Saat situasi memanas Usai pernyataan itu dilontarkan, situasi menjadi tidak kondusif dan Muktamar tidak bisa dilanjutkan. Para pimpinan sidang meninggalkan ruangan dan terjadi kekosongan. Muktamirin yang berada di lokasi menuntut agar sidang dilanjutkan dan mereka menunjuk sejumlah pengurus partai untuk menjadi pimpinan sidang yang baru. Secara bergantian, ada beberapa nama yang memimpin jalannya sidang paripurna Muktamar.
Mereka adalah: Qoyum Abdul Jabbar, Komarudin Taher, Rusman Yakub, Qonita Lutfia, Khairunnisa, Ainul Yaqin, Dahlia Umar, Mustafa Nuur, dan Dony Ahmad Munir. Setelah menentukan majelis pimpinan sidang, Muktamar X PPP lanjut membahas sejumlah hal. Mulai dari teknis pelaksanaan Muktamar hingga hal lain yang bersinggungan dengan AD/ART partai. Mardiono yang sejak kericuhan pecah sudah meninggalkan ruang sidang sempat diminta untuk kembali ke lokasi Muktamar.
Ia sempat ditelepon sebanyak tiga kali oleh Waketum PPP Musyafa. Namun, Mardiono tetap tidak hadir.
Tanpa Mardiono, muktamirin melanjutkan sidang dan sepakat untuk menolak laporan pertanggungjawaban (LPJ) DPP PPP periode 2020-2025. “Dalam sidang paripurna, pandangan umum tersebut, Ketua DPP seluruh Indonesia juga menyampaikan dukungan terhadap Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum Muktamar PPP 2025,” lanjut Rusman.
Kemudian, sidang membahas dan mengubah AD/ART partai terkait dengan persyaratan calon ketua umum dan masa pemberlakuan perubahan AD/ART. Dalam sidang yang sama, perubahan AD/ART ini disetujui oleh semua peserta di ruangan. Lalu, peserta sidang juga menyepakati tata tertib pemilihan ketum dan ketua formatur. Kubu Agus jelaskan Agus satu-satunya calon Usai aturan-aturan teknis ini disetujui, pendaftaran caketum PPP kembali dibuka. Pada proses ini, hanya satu orang yang mendaftar, yaitu Agus Suparmanto. Lalu, proses verifikasi pendaftaran dilakukan dan Agus Suparmanto dinyatakan sebagai calon tunggal dalam “Pimpinan sidang menerima pendaftaran calon, memverifikasi calon, dan hasil verifikasi hanya terdapat satu calon yang bernama bapak Agus Suparmanto dengan membuktikan KTA partai,” kata Rusman.
Setelah nama Agus dinyatakan lolos verifikasi, pimpinan sidang kemudian meminta pendapat dari para peserta yang hadir. Seluruh DPW dan DPC yang hadir di lokasi menyepakati secara aklamasi dan memilih Agus Suparmanto sebagai Ketum PPP periode 2025-2030. Rusman menegaskan, proses Muktamar X PPP berjalan lancar. Ia membantah pencalonan Agus melanggar AD/ART partai.
“Hasil Muktamar X PPP melahirkan pimpinan baru, Ketum baru yaitu bapak Agus Suparmanto untuk menahkodai PPP lima tahun ke depan,” kata Rusman lagi.
Ajakan Agus agar PPP kembali bersatu Dalam sambutan pertamanya selaku Ketum PPP, Agus Suparmanto mengajak semua pihak untuk kembali bersatu dan tidak memperpanjang dinamika di Muktamar X PPP. “Dinamika ini dialami oleh semua partai bahkan juga ormas. Setelah (muktamar) partai selesai, kita bersatu lagi, bertegur sapa, berangkulan lagi dalam menyatukan langkah bersama, membangun dan membesarkan PPP,” kata Agus dalam sambutannya di acara yang sama. Ia menegaskan, kader PPP tidak boleh terlalu lama berlarut dalam perpecahan yang terjadi dalam muktamar.
Saat Buka Muktamar X PPP Agus mengatakan, ke depan, PPP akan menghadapi tantangan besar dan butuh kerja sama semua kader untuk mencapai tujuan dan cita-cita partai.
Mantan Menteri Perdagangan ini menilai, kegagalan PPP di Pemilu 2024 menjadi tantangan besar yang harus dijawab partai. Kegagalan PPP masuk ke parlemen dinilai mencoreng kepercayaan simpatisan dan pendukung partai.
“Tantangan terbesar bagi PPP pasca muktamar adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan umat kepada PPP setelah pemilu 2024 umat meninggalkan kita,” katanya. Agus menegaskan, selama lima tahun ke depan, semua kader PPP harus bersatu dan berjuang untuk merebut kembali hati para umat yang hilang dari partai berlogo Kabah ini. Adapun, PPP juga menargetkan untuk bisa kembali masuk ke DPR RI di tahun 2030.
“Kembali ke DPR RI adalah prioritas perjuangan paling pertama. Ini menjadi perjuangan yang akan menentukan bagi nasib PPP ke depan dengan solidaritas para kader,” tegas Agus. Sejumlah petinggi PPP merapat ke Agus Sejumlah petinggi partai dan pengurus PPP periode 2020-2025 diketahui merapat ke barisan pendukung Agus Suparmanto. Mereka terlihat hadir di lokasi tasyakuran Muktamar X PPP ini.
Mulai dari Ketua Majelis Kehormatan, Zarkasih Nur, Ketua Majelis Syariah KH, Mustofa Aqil Siroj, Ketua Majelis Pakar Prof Priyono, Ketua Majelis Pertimbangan Muh Romahurmuziy alias Rommy, dan Ketua Mahkamah Partai Ade Irfan Bulungan.
Lalu, hadir juga Sekjen DPP PPP 2020-2025, Arwani Thomafi dan Pengurus harian dpp ppp 2020-2025, Waketum Musyaffa Noer. Serta, Wagub Jateng Taj Yasin dan Dubes RI untuk Kuwait Lena Muryana Mukti.
Sementara itu, Muhamad Mardiono juga mengklaim terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2025-2030. Kubu Mardiono mengumumkan hal ini pada Sabtu (27/9/2025). Proses pemilihan ketum dipercepat karena ada kondisi darurat di lapangan, yaitu kericuhan yang terjadi dalam muktamar. Meski proses pemilihan ketum dipercepat, Mardiono menegaskan, dirinya telah mengantongi suara mayoritas kader sehingga sah terpilih menjadi ketum PPP.
“Di belakang saya ini ada para ketua DPW, kita ada 28 DPW, berikut dengan para ketua cabang dan sekretaris cabang, dan termasuk para pemegang hak kedaulatan, yaitu para muktamirin,” tutur Mardiono, Sabtu malam.
Menurutnya, 28 DPW ini merupakan 80 persen dari seluruh suara. Dan, para pendukungnya setuju untuk mempercepat proses pemilihan ketum. “Itu hampir 80 persen, semuanya menyetujui untuk kita mengambil langkah-langkah cepat agar tidak terjadi keributan yang berkepanjangan,” tambahnya.