Ditengah maraknya tren kuliner modern, jajanan tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Salah satunya adalah Kue Lopis, jajanan yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut. yang mewarisi rasa dan cerita masa lalu. Lupis adalah salah satu dari banyak makanan tradisional.
Lupis memiliki berbagai macam bentuk ada yang berbentuk lonjong dan ada juga yang berbentuk segitiga. Dibuat dari beras ketan yang dikusus hingga matang dan di bungkus daun pisang sehingga menghasilkan aroma khas yang menggugah selera.
Setelah matang, lopis disajikan dengan siraman gula merah cair serta taburan kelapa parut. Perpaduan rasa manis dan gurih menjadikan lopis sebagai hidangan sederhana namun kaya rasa.
Lopis bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga simbol warisan budaya yang dijaga turun temurun.Banyak dijumpai di pasar Tradisional, terutama pada pagi hari, karena sering dijadikan menu sarapan atau pelengkap minum teh.
Meskipun sederhana, lopis bukan hanya sekedar makanan, namun menyimpan nilai budaya yang mendalam. Di berbagai daerah, lopis kerap dihidangkan dalam acara adat atau hajatan sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Menurut salah satu pedagang Kue Lopis yang berjualan di sekitar Pasar Gede Solo adalah Bu Tri yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan di Kawasan Pasar Gede menuturkan bahwa proses pembuatan Lopis tidak bisa sembarangan. “Kuncinya dari kualitas beras ketan dan cara mengukusnya, kalau terlalu lembek teksturnya hilang. Kalau terlalu keras kurang enak dimakan,” kata Bu Tri
Selain menjadi jajanan harian, lopis juga dapat di hadirkan dalam berbagai acara tradisional seperti, selamatan, syukuran, atau hajatan. Lopis bukan sekedar makanan, melainkan identitas yang menjadi bukti kekayaan kuliner Indonesia tidak hanya soal rasa, tetapi juga nilai dan cerita. Dibalik setiap gigitannya, tersimpan nostalgia, kehangatan, dan kekayaan budaya yang patut dijaga.
Sumber: rri
Kami adalah penyedia jasa wisata dan kuliner,info lanjut hub 087849378899





