Home / Ekobis / Laba AMMN Ambruk 78,87%, Ini Penyebabnya

Laba AMMN Ambruk 78,87%, Ini Penyebabnya

Laba AMMN Ambruk 78,87%, Ini Penyebabnya

Jakarta,REDAKSI17.COM – Emiten tambang yang digunakan mana terafiliasi Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan laba bersih periode berjalan yang tersebut dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 118,80 jt (Rp 1,84 triliun) pada semester I-2023. Jumlah ini ambles 78,87% dari capaian setahun sebelumnya (yoy), yang sebesar US$ 565,19 jt (Rp 8,71 triliun).

Berdasarkan laporan keuangan periode yang dimaksud dimaksud berakhir 30 Juni 2023, AMMN mencatatkan adanya penurunan pada kinerja top line. Penjualan bersih semester I-2023 tercatat sebesar US$ 580,52 juta, merosot 58,13% dari setahun sebelumnya sebesar US$ 1,38 miliar.

Rinciannya, jualan bersih tembaga sebesar US$ 341,40 jt pada semester I-2023, turun dari setahun sebelumnya US$ 789,46 juta. Kemudian pemasaran bersih emas sebesar US$ 239,12 juta, turun dari setahun sebelumnya sebesar US$ 597,32 juta.

Seiring dengan penurunan pemasaran tersebut, beban pokok jualan AMMN paruh pertama tahun ini juga turun menjadi US$ 297,51 juta, turun 86% yoy. Sementara itu, jumlah total total beban operasional US$ 60,74 juta, naik 12,82% yoy.

Di samping itu, jumlah agregat total beban lain AMMN kali ini naik menjadi US$ 66,69 jt dari yang mana itu setahun sebelumnya sebesar US$ 56,63 juta. Alhasil, laba periode berjalan semester I-2023 turun menjadi US$ 122 jt dibandingkan setahun sebelumnya US$ 565 juta.

“Pendapatan bersih kami pada H1/2023 juga dipengaruhi oleh penundaan ekspor konsentrat, turun 78% menjadi US$122 jt dibandingkan US$565 jt pada H1/2022. Margin laba bersih adalah 21%, dibandingkan 41% pada periode yang tersebut mana serupa tahun lalu,” ujar manajemen AMMN dalam keterangan resminya, dikutip Senin (2/10/2023).

Perusahaan pun menjelaskan sudah terjadi merogoh kocek belanja modal untuk semester I-2023 sebesar US$ 436 juta. Dengan rincian, belanja modal terkait dengan kebutuhan pembelian alat pertambangan, pembangunan, dan juga juga peningkatan sarana pendukung untuk kegiatan penambangan bijih Fase 7 juga pengupasan batuan penutup Fase 8 (sustaining capex) sebesar US$ 132 juta, belanja modal smelter sebesar US$ 92 juta, perluasan pabrik pengolahan (processing plant) sebesar US$ 166 juta, kemudian pembangkit listrik tenaga gas kemudian uap (PLTGU) juga prasarana LNG sebesar US$ 46 juta.

“AMMN diperkirakan akan mengeluarkan belanja modal sebesar US$ 980 jt pada H2/2023,” kata perusahaan.

Sementara itu, saham AMMN pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (29/9/2023) ditutup menguat 4,87% ke level Rp 5.925. Bila dibandingkan dengan nilai jual penawaran perdana (IPO), saham AMMN sudah terbang tambahan dari tiga kali lipat atau 249,56%.

Adapun saham beredar AMMN sebanyak 79,76 jt dengan kapitalisasi pasar Rp 426,1 triliun.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *