Home / Ekobis / Lagi-Lagi China Menyelamatkan Harga Emas, Naik 3 Hari Beruntun

Lagi-Lagi China Menyelamatkan Harga Emas, Naik 3 Hari Beruntun

Lagi-Lagi China Menyelamatkan Harga Emas, Naik 3 Hari Beruntun

Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga emas terpantau ditutup kembali menguat pada perdagangan Selasa (28/5/2024), di dalam dalam mana kenaikannya masih didukung oleh aksi bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang digunakan mana terus membeli emas kemudian penanam modal yang tersebut mana masih memburunya pada tengah ketegangan geopolitik yang mana dimaksud belum ada tanda-tanda mereda.

Merujuk data Refinitiv, tarif emas ditutup dalam dalam posisi US$ 2.360,95 per troy ons, menguat 0,43% pada perdagangan Selasa kemarin. Dengan demikian, nilai tukar jual emas sudah menguat tiga hari beruntun sejak Jumat pekan lalu dengan penguatan mencapai 1,4%.

Namun sayangnya, penguatan biaya emas global sepertinya harus kembali berhenti sejenak. Per pukul 06:00 WIB pada hari ini Rabu (29/5/2024), tarif emas cenderung turun tipis 0,08% menjadi US$ 2.358,97 per troy ons.

“Indeks dolar turun lalu kami melihat tingkat kurva imbal hasil turun sedikit. Emas keluar dari koreksi kemudian berada dalam tempat sekitar level resistensi kemudian sekarang memantul lagi,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas pada TD Securities, dikutip dari Reuters.

Dolar merosot ke level terendah dalam lebih besar besar dari satu minggu, menciptakan emas lebih banyak besar diskon bagi pemegang mata uang lainnya.

Pada pekan ini, penanam modal masih berfokus pada data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 yang dimaksud mana akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan dalam 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.

Namun baru-baru ini, data kegiatan perekonomian yang tersebut tambahan kuat lalu keresahan baru mengenai kemungkinan penurunan belanja konsumen telah lama lama mengurangi prospek suku bunga.

Risalah pertemuan The Fed yang dimaksud dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa respons para pembuat kebijakan untuk saat ini akan melibatkan mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini.

Ekspektasi terhadap waktu penurunan suku bunga bukan menentu lalu para pengambil kebijakan merasa was-was akibat data masih mencerminkan inflasi yang tersebut mana tinggi.

Peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poi (bp)n berada di dalam tempat atas nomor 50% cuma untuk pertemuan November serta Desember tahun ini, menurut perangkat CME FedWatch. Sementara kemungkinan penurunan suku bunga pada September turun menjadi sekitar 46% dari lebih besar banyak dari 50% pada pekan lalu.

“Harga emas kemungkinan akan tetap didukung oleh permintaan beli saat turun juga diversifikasi bank sentral,” kata Amelia Xiao Fu, kepala strategi pasar komoditas dalam Bank of China International, dilansir dari Reuters.

Permintaan emas dari bank sentral global sudah pernah meningkat selama dua tahun dikarenakan mereka itu melakukan diversifikasi cadangan mata uang asing.

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) melihat cadangan resmi global tumbuh antara 950 ton juga 1.000 ton tahun ini. Berdasarkan data dari World Gold Council menunjukkan bahwa cadangan emas SNB resmi meningkat lebih tinggi banyak dari 1.000 ton dalam dua tahun terakhir.

Sebagai bagian dari tema yang tersebut hal tersebut sedang berlangsung, UBS juga memperkirakan China akan terus mendominasi pasar.

“Sementara data PBoC baru-baru ini menunjukkan penurunan pembelian emas, data perdagangan Swiss menandakan berlanjutnya pembelian emas yang mana kuat di dalam area China,” kata para analis UBS, dikutip dari Kitco.com.

Di lain sisi, ketidakpastian geopolitik, yang dimaksud dimaksud mengupayakan permintaan safe-haven terhadap emas, merupakan faktor bullish ketiga dalam area balik perkiraan terbaru bank tersebut.

“Kami memperkirakan ketidakpastian geopolitik yang dimaksud sedang berlangsung akan menggalang lindung nilai seperti emas, dengan semakin dekatnya pilpres AS, perang di tempat area Timur Tengah serta Ukraina yang mana mana sedang berlangsung, kemudian meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China,” kata para analis UBS.

Sementara itu, dana yang mana mana diperdagangkan dalam area bursa (ETF) emas yang dimaksud hal tersebut didukung secara fisik mengalami arus keluar bersih sebesar 11,3 metrik ton pada minggu lalu, berdasarkan data dari World Gold Council.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *