Jakarta,REDAKSI17.COM – Sensus Pertanian 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan petani gurem dalam 10 tahun terakhir. Mengindikasikan lahan pertanian untuk bercocok tanam semakin sempit di dalam dalam berbagai wilayah Indonesia.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan dalam Sensus Pertanian 2023, jumlah agregat agregat Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) Gurem sebanyak 16,89 juta, naik 18,49% dari catatan jumlah keseluruhan keseluruhan RTUP Gurem pada 2013 yang mana digunakan belaka sebanyak 14,25 juta.
“Jadi lahan pertanian banyak berkurang, sanggup dijual, sanggup diwariskan. Kalau diwariskan misalkan sanggup cuma jadi enggak untuk pertanian lagi kan,” kata Atqo dalam Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 di dalam area Jakarta, Senin (4/12/2023).
Atqo menekankan, RTUP Gurem merupakan rumah tangga yang tersebut menggunakan atau menguasaiĀ lahan untuk pertanian kurang dari 0,50 hektare. Persentase terbanyak petani gurem ada Papua Pegunungan dengan porsi 98,63%.
Lalu, di tempat dalam Yogyakarta mencapai 87,75%, Bali 69,32%, Aceh sebanyak 57,68%, Kalimantan Selatan sebanyak 42,41%, kemudian Sulawesi Selatan 41,23%. Atqo mengatakan, pada tempat daerah-daerah itu luas lahan pertanian sudah semakin sempit.
Oleh sebab itu, dia mengatakan kebijakan pertanian khususnya terkait dengan program ketahanan pangan seharusnya diarahkan untuk intensifikasi lahan-lahan pertanian yang digunakan digunakan sudah ada supaya meningkatkan produktivitasnya, bukan lagi memanfaatkan strategi ekstensifikasi.
“Makin ke di tempat di lokasi ini lahan makin sempit kemudian jangan-jangan program bukan ekstensifikasi tapi intensifikasi. Walaupun gurem, tapi produktivitasnya ditingkatkan. Jadi intensifikasi harapannya agar produktivitasnya makin tinggi terutama untuk tanaman pangan,” ucap Atqo.
Meski begitu, secara umum total agregat RTUP pada 2023 sebanyak 28.419.398 rumah tangga atau naik 8,74% dibandingkan tahun 2013 yang digunakan sebanyak 26.135.469 rumah tangga. Akan tetapi, seluruh subsektor mengalami penurunan total RTUP.
RTUP Tanaman Pangan turun 12,28% menjadi 15.550.786 rumah tangga, RTUP Hortikultura turun 10,44% menjadi 9.495.675 rumah tangga, lalu RTUP Perkebunan turun 14,82% menjadi 10.877.356 rumah tangga.
RTUP Peternakan juga turun 7,12% menjadi 12.046.143 rumah tangga, RTUP Perikanan turun 6,19% menjadi 1.852.995 rumah tangga, RTUP Kehutanan turun 48,87% menjadi 3.467.931 rumah tangga, kemudian juga penurunan paling besar terjadi pada RTUP Jasa Pertanian yaitu 66,28% menjadi 362.773 rumah tangga.
RTUP adalah rumah tangga yang mana dimaksud menguasai atau melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual maupun ditukar, termasuk tanaman pangan yang digunakan semata-mata cuma dikonsumsi sendiri.