Jakarta,REDAKSI17.COM – Anggota Komisi IX DPR RI, Sri Meliyana, menekankan pentingnya pendekatan desentralistik dalam penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) yang kini meningkat di Indonesia. Ia menegaskan bahwa kepala daerah memegang peran vital dalam menekan kasus dan kematian akibat DBD yang sudah endemik di ratusan kabupaten/kota.
“Jangan tunggu perintah dari pusat. Kepala daerah harus proaktif karena mereka yang paling memahami kondisi wilayah dan bisa langsung menggerakkan masyarakat,” ujar Meli dalam diskusi publik Kaukus Kesehatan DPR RI bersama Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Meli menyoroti rendahnya inisiatif lokal dalam inovasi seperti penyebaran nyamuk ber-Wolbachia. Ia memberi contoh penolakan di Jawa Barat yang menjadi tantangan, namun tidak boleh menghambat program di wilayah lain.
“Kalau satu daerah menolak, bukan berarti semua menolak. Kita butuh data wilayah yang siap dan mau. Jangan padamkan peluang hanya karena satu daerah gagal,” katanya.
Srikandi Gerindra ini menegaskan bahwa penanggulangan DBD harus melalui langkah nyata, bukan sekadar kampanye seremonial.
“Kalau hanya imbauan, hasilnya tidak akan terlihat. Harus ada pembiayaan, sarana, dan strategi preventif yang kuat. Puskesmas harus lengkap, kader kesehatan diperkuat,” tegasnya.
Politisi Fraksi Gerindra ini menyarankan model penanggulangan berbasis komunitas dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, misalnya kompetisi kebersihan yang efektif menggerakkan masyarakat.
“Banyak hal di Indonesia lebih berhasil kalau dilombakan. Itu budaya kita,” ujarnya.
Mengakhiri pernyataan, Meli menegaskan bahwa keberhasilan satu daerah harus dijadikan model bagi daerah lain.
“Sudah tidak zaman lagi studi banding. Sekarang waktunya study tiru. Tirulah yang sudah berhasil di dalam negeri,” pungkasnya.
