Yogyakarta (14/05/2025) REDAKSI17.COM – Di tengah gempuran budaya global dan modernisasi, anak-anak memiliki peran penting sebagai pewaris budaya sekaligus jembatan antara tradisi dan kemajuan zaman. Untuk itu, Lelagon Bocah hadir sebagai upaya menanamkan kembali nilai-nilai budaya Jawa kepada anak-anak melalui nyanyian sederhana yang penuh makna.
Hal tersebut ditegaskan oleh GKBRAA Paku Alam dalam sambutannya pada acara Lomba Nyanyi Lelagon Bocah Pakualaman Tingkat DIY yang digelar di Pura Pakualaman, Rabu (14/05). Acara ini diikuti oleh puluhan peserta kategori TK-SD, sekaligus dalam acara tersebut diadakan peluncuran dua album Lelagon Bocah oleh Gusti Putri.
Dalam dunia yang semakin modern, GKBRAA Paku Alam menyoroti mulai pudarnya eksistensi warisan budaya seperti lagu-lagu tradisional anak atau lelagon bocah. Padahal, lelagon bocah tidak sekadar hiburan, melainkan menyimpan nilai-nilai luhur, sastra, pendidikan karakter, dan rasa cinta terhadap budaya sendiri.

“Lelagon Bocah hadir sebagai upaya sederhana namun bermakna untuk mengenalkan kembali kekayaan budaya Jawa kepada generasi penerus. Lagu-lagu ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan menyentuh,” tutur Gusti Putri.
Gusti Putri juga menekankan bahwa lagu-lagu yang dipilih dalam Lelagon Bocah mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan keindahan bahasa serta melodi khas Jawa. Oleh karena itu, lelagon bocah diharapkan dapat menjadi media pembelajaran budaya yang menyenangkan bagi anak-anak, sekaligus menjadi alat bagi para pendidik, orang tua, dan masyarakat luas dalam memperkenalkan budaya leluhur.
“Semoga Lelagon Bocah ini menjadi jembatan antara budaya dan kemajuan zaman. Kita harap anak-anak tumbuh dengan karakter yang lembut, santun, serta mencintai budayanya sendiri,” tutup Gusti Putri.
Acara peluncuran album ini juga dimeriahkan oleh penampilan anak-anak TK Pertiwi Pura Pakualaman dan anak-anak istimewa POTADS. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, namun juga momentum penting untuk menanamkan rasa bangga terhadap identitas budaya lokal sejak usia dini.
HUMAS PEMDA DIY




