Yogyakarta (26/09/2025) REDAKSI17.COM – Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia pada bulan Oktober 2014 dengan slogan “Jogja Kota Batik Dunia”. Selain untuk pelestarian, batik memiliki nilai historis, nilai global, nilai ramah lingkungan, sekaligus nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, batik perlu dikenal dan dicintai, terutama oleh masyarakat Yogyakarta.
Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah DIY, GKBRAA Paku Alam, saat menjadi narasumber di acara Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2025 Goes To Campus pada Jumat (26/09). Bertempat di Ruang Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Gedung Akuntansi UPN “Veteran” Yogyakarta, Gusti Putri menyatakan sangat disayangkan apabila masyarakat hanya memakai batik tanpa memahami nilai historis dan orisinalitas Batik Jogja.
“Sangat disayangkan kalau hanya memakai batik, tetapi tidak tahu nilai historisnya dan nilai orisinalnya batik Jogja itu seperti apa. Kita orang Jogja harus mengenal batik Jogja dengan baik karena bagaimana pun juga kita harus sayang dengan batik,” tegas Gusti Putri.
Dalam kesempatan tersebut, Gusti Putri mengaku dirinya adalah seorang pembatik sejak tahun 2011. Batik yang ia buat banyak terinspirasi dari naskah-naskah kuno berusia ratusan tahun di Pura Pakualaman. Ia juga menampilkan dan menjelaskan makna batik khas Pura Pakualaman, yaitu batik Asthabrata.
“Batik klasik itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, seperti kawung dan berbagai parang. Walaupun kita tidak membuat batik, tetapi kita harus kenal betapa filosofi-filosofi yang terkandung di dalamnya itu luar biasa,” tutur Gusti Putri.
Senada dengan Gusti Putri, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati, menekankan bahwa JIBB merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensi dan konsekuensi setelah DIY dinobatkan sebagai “Jogja Kota Batik Dunia”. Ia menambahkan bahwa JIBB 2025 merupakan JIBB yang kelima, sekaligus menandai satu dekade penyelenggaraan JIBB.
“Dengan mengusung tema ‘Batik in Motion: Bridging Tradition and Modernity’ artinya mengambil tema yang diharapkan mampu menghubungkan tradisi dan modernitas. Dalam hal ini, penting untuk menghubungkan nilai-nilai tradisi batik dengan kebutuhan dan gaya hidup modern. Batik tidak hanya simbol budaya masa lalu, tetapi juga dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” jelas Yuna.
JIBB Goes To Campus menjadi rangkaian acara baru yang digelar pada tahun ini. Adapun rangkaian acara JIBB 2025 lainnya meliputi Seminar International Batik pada 2 Oktober 2025, Gebyar Expo pada 3–5 Oktober 2025, dan Sepeda Berbatik sebagai penutupan JIBB yang akan melibatkan peserta dari OPD terkait, Dekranas, serta masyarakat umum.
HUMAS PEMDA DIY