Jakarta,REDAKSI17.COM – Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta pengurus wilayah (DPW), cabang (DPC), dan kader mencari figur baru untuk menggantikan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.
Desakan ini muncul setelah Mardiono dinilai gagal mengembalikan kejayaan PPP sebagai partai politik berlambang kakbah yang menjadi wadah aspirasi umat Islam.
Sekretaris Majelis Syariah PPP, KH Fadlolan Musyaffa, menilai langkah Mardiono dalam memimpin partai justru semakin jauh dari cita-cita pendiri. Ia menyebut Mardiono cenderung arogan dan enggan mengakui kesalahan dalam mengelola partai.
“Seharusnya mohon maaf ke kader dan konstituen karena tidak mampu membawa amanat, silakan dilanjutkan kader lain. Kami mendukungnya dan akan ikut nyengkuyung,” ujar KH Fadlolan, Rabu (27/8/2025).
KH Fadlolan juga menyesalkan langkah Mardiono yang terus melakukan pergantian ketua DPW lewat musyawarah wilayah luar biasa (muswilub). Padahal, Mahkamah Partai PPP sudah membatalkan muswilub tersebut.
“Ini kerjaan yang tidak menarik dengan waktu dekat muktamar. Mestinya muktamar jadi ajang menyatukan kader, tapi beliau malah melakukan manuver. Parahnya, tidak pernah merasa salah meski sudah ditegur dan diberi surat resmi, bahkan putusan Mahkamah Partai pun dilawan dengan kuasa hukum dari luar,” tegasnya.
Lebih jauh, KH Fadlolan menyoroti lemahnya komunikasi Mardiono dengan ormas pendiri PPP seperti NU, Muhammadiyah, Parmusi, Perti, dan Syarikat Islam.
“Masa satu periode sekalipun Plt tidak pernah sowan ke NU atau Muhammadiyah? Padahal suara dan kader ada di sana. Beliau bukan dari kalangan kiai, santri, atau ormas Islam, sehingga tidak dikenal kader dan konstituen. Akibatnya, PPP pun mati di parlemen,” ujarnya.
Dorongan Ganti Ketua Umum di MuktamarDengan berbagai kelemahan tersebut, Majelis Syariah mendukung penuh desakan kader agar PPP memiliki ketua umum baru pada muktamar mendatang.
“Semua sepakat, kader sepuh maupun muda, harus ada pergantian ketum. Jangan lagi Mardiono. Kalau masih Mardiono, jangankan kembali ke parlemen, PPP bisa mati sampai ke akar rumput,” tegas KH Fadlolan, lulusan Al Azhar Kairo.
Respons Mardiono
Sebelumnya, dalam Muskerwil DPW PPP Jakarta, Mardiono mengaku tidak memiliki ambisi pribadi. Namun, ia siap memenuhi panggilan kader jika mayoritas pengurus masih menghendakinya.
“Saya tidak berambisi. Tapi kalau seorang pemimpin dikehendaki oleh orang yang mau dipimpin, tentu itu panggilan bagi seorang kader,” kata Mardiono.
Tuntutan pergantian ketua umum PPP sudah bergulir sejak partai tersebut gagal menembus ambang batas parlemen 4 persen pada Pemilu 2024. Sejumlah pengurus wilayah, kiai, dan tokoh PPP kini tengah menjajaki figur baru yang dinilai mampu menyatukan partai sekaligus mengembalikannya ke Senayan.