Home / Tokoh Kita / Marsidah Bintang Panggung Kethoprak

Marsidah Bintang Panggung Kethoprak

Perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat, 21 Mei 1965 ini adalah pemain ketoprak cukup popular. Ia adalah bintang, primadona panggung ketoprak yang tak kenal pensiun. Pergumulannya dengan dunia yang telah melambungkan namanya di kalangan masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta ini menyimpan riwayatnya sendiri. Marsidah kecil semula hanya coba-coba ikut pentas ketoprak dalam HUT PNI di kampungnya. Pentas coba-coba ini ternyata berlanjut. Pada perayaan-perayaan ulang tahun kemerdekaan, atau hari-hari penting dimana ketoprak digelar. Marsidah kembali terlibat didalamnya. Pentas demi pentas yang diikutinya telah membukakan wawasan selain memberikan pelajaran yang cukup berarti bahi kariernya di panggung seni tradisi ini. Penguasa dan kemampuan dengan sendirinya terasah, apalagi karena motivasi yang kuat pada seni ketoprak. Orang pun mulai banyak melirik kepadanya. Salah satunya, adalah Bapak Widayat, pengruus Grup Ketoprak Among Mitro.

Oleh laki-laki yang kemudian menjadi suaminya ini, Marsidah diajaknya bergabung. Hidupnya dari panggung  ke panggugn terus saja menempa dirinya sebagai sosok pemain ketoprak yang cukup diperhitungkan dan professional. Ini semua turut mengantarkan Marsidah sebagai karyawan RRI Nusantara II Yogyakarta. Di RRI Marsidah terus saja menimba pengalaman. Sumarjono, demikian namanya, turut memberikan pelajaran, bimbingan dan tempaan kepadanya. Kesenimanannya kian matang, sementara kariernya terus saja berkibar. Perhatian dating dari berbagai pihak, salah satunya dari Rama Ndung (Handung Kussudyarsana) yang mengajak bergabung membentuk perkumpulan ketoprak dengan nama Sapta Mandala dibawah naungan Kodam IV Diponegoro.

Bersama grup ini, Marsidah menunjukkan totalitasnya sebagai aktris ketoprak dari lakon ke lakon dan dari satu tempat ke tempat lain. Dekade 70-an namanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia seni ketoprak. Dari dunia panggung ini pula, Marsidah kemudian memasuki dunia lawan dan sinetron. Pasca 80-an, ketika kejayaan seni ketoprak mulai surut, Marsidah tetap tak beranjak pergi dari berkesenian. Bahkan ketika memasuki pensiun dari satusnya sebagai peg negeri di Departemen Penerangan tahun 1990, Marsidah justru merasa lebih leluasa berkiprah.

Dari perkawinannya dengan Widayat, yang juga aktor ketoprak, Marsidah dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan 1 perempuan. Bersama suami dan anaknya ini, Marsidah menetap di Jl. Madubronto No. 9 Bugisan Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *