Gedongtengen,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya resmi meluncurkan program inovatif bertajuk “MAS JOS” atau Masyarakat Jogja Olah Sampah, sebagai langkah strategis dalam mengatasi persoalan sampah di kota pelajar ini. Program ini menekankan edukasi dan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengelola sampah secara mandiri, dimulai dari lingkungan rumah tangga.
Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo, dalam peluncuran program tersebut menyampaikan bahwa MAS JOS dirancang sebagai upaya sistematis untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam kebiasaan memilah sampah sejak dari sumbernya.
“Kita tidak bisa terus-menerus membebankan masalah sampah kepada pemerintah saja. Perubahan itu harus dimulai dari masyarakat. MAS JOS ini menjadi gerakan bersama agar warga Jogja terbiasa memilah sampah. Kita akan evaluasi progresnya setiap bulan di tiap kelurahan,” tegasnya di Royal Darmo, Selasa (29/7/2025).

Dalam pelaksanaannya pihaknya akan melakukan evaluasi rutin bulanan di tingkat kelurahan untuk memastikan program berjalan efektif. Pihaknya menargetkan setiap kelurahan harus bisa mengurangi volume sampah minimal 20 persen dari jumlah terakhir yang dilaporkan.
“Kami ingin semua kelurahan berlomba-lomba menunjukkan hasil terbaiknya. Kalau tiap bulan bisa berkurang 20 persen, maka dalam waktu setahun dampaknya akan sangat besar,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkot Yogya juga menggandeng berbagai pihak seperti forum bank sampah, LSM, komunitas lingkungan, hingga konten kreator yang memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
“Konten kreator punya pengaruh besar di masyarakat. Mereka bisa jadi ujung tombak dalam menyebarkan semangat pengelolaan sampah ini dengan cara yang kreatif dan mudah diterima,” ujarnya.

Hal senada dikatakan oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono. Ia mengungkapkan melalui MAS JOS pihaknya berharap masyarakat tidak hanya hanya tahu tentang pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga tergerak hatinya untuk turut aktif.
“Program MAS JOS dirancang untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di hulu, yakni di lingkungan rumah tangga dan permukiman warga,” jelasnya.
Dalam program ini terdapat lima langkah untuk menekan volume sampah, pertama pilah sampah sesuai jenis, kedua pemilahan sampah anorganik diselesaikan di bank sampah, ketiga olah sampah organik, keempat habiskan makanan, dan kelima gunakan wadah berulang.
Sebagai pilot project, program MAS JOS telah diterapkan di Kemantren Pakualaman, dan hasilnya sangat menggembirakan. Agus menyebut sebelum program diterapkan, volume sampah di wilayah tersebut mencapai 10 ton per hari. Namun setelah program MAS JOS berjalan, volume sampah dapat ditekan hingga 2,5 ton per hari.
“Hasil ini membuktikan bahwa ketika masyarakat diedukasi dan difasilitasi untuk mengelola sampah secara mandiri, dampaknya sangat signifikan terhadap pengurangan beban sampah kota,” katanya.
Sementara itu Wakil Ketua Tiga Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya, Christina Iin menyatakan kesiapan penuh untuk menyukseskan program tersebut. Ia menilai program ini selaras dengan semangat yang telah lama dibangun oleh jaringan bank sampah di Kota Yogya.
“Setelah program ini resmi diluncurkan, langkah pertama kami adalah melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat, baik melalui pertemuan PKK tingkat RT maupun RW,” ungkapnya.
Tak hanya berhenti pada sosialisasi, pihaknya juga akan melakukan monitoring dan pendampingan terhadap masyarakat guna memastikan bahwa proses pengolahan sampah benar-benar dijalankan secara konsisten.
“Kami akan pantau langsung, apakah masyarakat sudah memilah dan mengolah sampah di rumah atau belum. Edukasi berkelanjutan dan penguatan peran komunitas akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” tambahnya.