Jakarta,REDAKSI17.COM – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menduga banyak anak muda Gen Z menjadi pengangguran sebab lelah lamaran kerjanya terus ditolak.
Faktor penolakan ini menjadi salah satu sebab yang digunakan digunakan menghasilkan jumlah agregat agregat anak muda Indonesia masuk dalam golongan tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET).
“Kalau dia sudah menjadi NEET selama 1 tahun atau 3 tahun akhirnya memang akan men-discourage keinginannya mencari pekerjaan,” kata Deputi Bidang Kependudukan serta juga Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa, (21/5/2024).
Maliki menuturkan rentetan penolak yang tersebut digunakan diterima oleh anak muda hal hal itu menciptakan merekan putus asa. Para anak muda ini, kata dia, menjadi tidak ada ada percaya diri untuk lanjut melamar kerja.
“Karena dia pikir ya udahlah, saya juga susah mendapatkan pekerjaan, mana ada perusahaan yang digunakan itu mau menerima,” kata Maliki.
Maliki mengatakan pemerintah bukannya bukan memperhatikan kondisi ini. Menurut dia, ada berbagai faktor yang dimaksud menyebabkan upaya mencari kerja menjadi sulit untuk para anak muda tersebut.
Maliki mengakui efek jangka panjang pandemi Covid-19 masih menghantui perekonomian Indonesia. Menurut dia, hal itu dapat terlihat dari persentase total total NEET sebelum kemudian juga sesudah Covid.
Dia menuturkan pada 2019, total total NEET di dalam dalam Indonesia baru 21,77% dari total penduduk yang tersebut itu berusia 15-24 tahun. Pada saat pandemi terjadi, total itu melonjak menjadi 24%. Beruntung, bilangan yang tersebut disebut berangsur-angsur turun hingga pada 2023 jumlahnya tinggal 22,5%.
Selain pandemi Covid, Maliki menuturkan banyaknya jumlah agregat total pengangguran anak muda juga disebabkan oleh salah jurusan. Dia mengatakan sebagian anak muda tiada mengetahui konsekuensi dari pemilihan jenjang sekolah SMA juga SMK.
Di samping itu, untuk banyak jurusan pada perkuliahan juga membutuhkan waktu tunggu hingga mendapatkan pekerjaan yang mana lebih lanjut besar lama ketimbang jurusan lainnya. Masa tunggu yang dimaksud mana terlalu lama ini, kata dia, yang mana mana diduga menjadi salah satu faktor yang tersebut dimaksud menyebabkan Gen Z tidaklah pede berburu pekerjaan, hingga akhirnya memilih menjadi pengangguran.
“Hal ini cukup menjadi perhatian dari kami,” kata dia.
Sebelumnya, hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta mengkhawatirkan terkait kondisi penduduk muda Indonesia. BPS melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 jt penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau NEET. Dari 9,9 jt orang tersebut, 5,73 jt orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 jt orang tergolong laki-laki muda.
Kebanyakan dari merekan adalah Gen Z yang mana hal itu harusnya tengah dalam masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang dimaksud hal itu lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang dimaksud berstatus NEET dalam Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.