DANUREJAN,REDAKSI17.COM – Masyarakat RW 02 dan RW 03 Kampung Ledok Tukangan Kelurahan Tegalpanggung menggelar bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertajuk Bakol Kampoeng pada 22-24 Agustus 2025. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi dan mendukung kegiatan Bakol Kampoeng yang menjadi ajang promosi potensi dan mendorong pertumbuhan UMKM masyarakat Ledok Macanan.
Bazar Bakol Kampoeng diadakan di sepanjang gang Kampung Ledok Tukangan. Ada puluhan UMKM dari masyarakat RW 2 dan RW 3 Ledok Tukangan yang mengikuti Bakol Kampoeng. Produk UMKM yang ditampilkan mulai dari kuliner, fesyen, kerajinan dan lainnya.

Bazar UMKM Bakol Kampoeng Ledok Tukangan menampilkan berbagai produk kuliner sampai fesyen. 

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo mengatakan Pemkot Yogyakarta mengapresiasi masyarakat Ledok Tukangan yang mengadakan bazar UMKM secara berkelanjutan tiap tahun. Diharapkan kegiatan itu bisa berjalan sukses dan menumbuhkan UMKM di masyarakat.
“Apresiasi buat warga Ledok Tukangan yang secara continue melaksanakan bazar ini dari tahun ke tahun,” kata Tri Karyadi dalam sambutan mewakili Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan saat pembukaan Bakol Kampoeng, Jumat (22/8/2025) sore.

Menurutnya lantaran bazar UMKM di Ledok Tukangan sudah dilaksanakan tiap tahun, sehingga harus ada peningkatan. Terutama dari sisi kualitas produk agar mempunyai daya saing. Mengingat Tegalpanggung dekat dengan kawasan Malioboro sehingga bisa menjadi penopang kunjungan wisatawan bisa ke wilayah itu.
“Sehingga Pemkot Yogyakarta selaku pendampingi harus ‘nyangoni’ (membekali). Salah satu contohnya adalah sertifikasi halal,” ujarnya.

Jajanan tradisional Lempeng Juruh salah satu kuliner yang hadir di Bakol Kampoeng Ledok Tukangan. 

Pihaknya menegaskan pemerintah pusat mencanangkan produk-produk makanan di Indonesia harus bersertifikasi halal mulai 28 November 2024. Dia menilai sertifikasi halal tidak semata pada kandungan bahan dan prosesnya halal atau tidak. Tapi juga berkaitan dengan kualitas dan kepercayaan antara konsumen terhadap produk. Dicontohkan banyak produk impor dari Cina, Jepang dan Australia yang datang ke Indonesia sudah dilabeli halal. Sebagian pembeli melihat produk dari label halalnya dulu, sehingga produk lokal jika tidak melengkapi label halal bisa kalah bersaing.
“Sehingga saya nanti tantang ini jadi bazar kampung produk halal sehingga dilabeli halal di  yang akan datang. Ini sebagai wujud kualitas produk UMKM,” tambah Tri Karyadi.

Bakol Kampoeng Ledok Tukangan bazar kolaborasi UMKM Ledok Tukangan diadakan di jalan gang kampung. 

Sementara itu Ketua Panitia  Bakol Kampoeng dari RW 3 Ledok Tukangan Adriono Ananta Putra didampingi Ketua Panitia dari RW 2 Raka Madani Sapto menyebut Bakul Kampoeng adalah bazar UMKM kolaborasi RW 2 dan RW 3 Kampung Ledok Tukangan untu memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan RI. Bazar diikuti 39 stan UMKM dari RW 03 dan 15 stan UMKM dari RW 2 Kampung Ledok Tukangan. Produk UMKM unggulan dari Kampung Ledok Tukangan adalah kuliner beragam.
“Bakol Kampoeng ini tujuannya untuk memajukan UMKM di Kampung Ledok Tukangan di RW dua dan tiga. Karena banyak UMKM yang belum berani bersaing di luar kampung. Bazar  juga untuk mengenalkan produk UMKM Ledok Tukangan. Tahun ini yang beda, kita kolaborasi dengan  RW dua,” terang Adriono didampingi Raka.

Salah satu peserta Bazar Bakol Kampoeng, Agus Gunanto merasa senang dengan kegiatan bazar itu. Dia mengaku baru tahun ini ikut berpartisipasi sebagai penjual dalam bazar. Dia menjual jajanan tradisional lempeng juruh. “Senang bisa berjualan. Saya pilih jualan lempeng juruh karena ini jajanan legendaris. Zaman kecil saya sudah ada,” ucap Agus