Jakarta,REDAKSI17.COM – Dalam upaya menggenjot produksi gula dalam dalam negeri, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, pemerintah berencana membangun pabrik gula dalam Papua. Amran mengatakan, saat ini pihaknya bersama Kementerian BUMN tengah mengeksplorasi rencana penyelenggaraan perkebunan tebu lalu pabrik gula pada Papua.
Sebab menurutnya, Papua merupakan salah satu wilayah di tempat dalam Indonesia yang tersebut mana mempunyai agroklimat yang digunakan mana sesuai untuk menggenjot produksi tebu dalam negeri. Selain itu, faktor lahan yang tersebut mana luas juga menjadi pertimbangan pihaknya dalam membangun pabrik gula dalam area ujung timur Indonesia tersebut.
“Jadi banyak pertimbangan, ini kan industri besar. Jadi sangat strategis kalau dibangun dalam Papua,” kata Amran saat ditemui pada kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Adapun nilai investasinya, kata Amran, satu pabrik gula sanggup mencapai sekitar Rp2,5 triliun-Rp3 triliun dengan kapasitas produksi sekitar 8.000-12.000 ton cane per day (TCD).
“Kalau aku ahli tebu. Jadi 1 pabrik itu (nilai investasinya) Rp2,5 triliun-Rp3 triliun. Tergantung kapasitasnya, biasanya kalau yang tersebut yang kapasitas Rp2,5 triliun-Rp3 triliun itu sanggup 8.000-12.000 TCD,” jelasnya.
![]() Menteri Pertanian Amran Sulaiman berdiskusi dengan Kementerian BUMN persoalan produksi gula kemudian juga kebutuhan pupuk dalam Indonesia. (Dok. Kementan) |
Amran mengatakan, pabrik gula di area tempat Papua ini rencananya akan dibangun pada tempat kawasan milik Holding BUMN Pangan, ID Food. Selain itu, pemerintah juga membuka kesempatan untuk pihak swasta yang tersebut berminat mengambil proyek proyek pabrik gula di area dalam daerah Papua tersebut.
“Rencananya, kawasannya ID Food. Kemudian nanti diundang swasta siapa yang digunakan berminat kita verifikasi. Kalau swasta syaratnya simple, punya uang, bangun. Sudah ada yang dimaksud digunakan mendaftar,” ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran berharap kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Brasil dapat terlaksana, sehingga teknologi di tempat dalam pabrik gula yang dimaksud disebut nantinya dapat lebih banyak tinggi mumpuni. Karena, katanya, Brasil ahli dalam teknologi produksi gula.
“Mudah-mudahan Brasil bisa, kami kemarin minta ke Brasil teknologinya untuk bantu teknologi gula, kan dia ahli, bantu Indonesia, lalu dia sanggup, dia sanggupi bahwa kita akan kirim ahli untuk bantu pabrik gula kita,” ucapnya.
Adapun pabrik gula yang digunakan digunakan akan dibangun nantinya, lanjut Amran, akan diprioritaskan untuk memproduksi gula, bukan etanol.
“Gula dulu kita penuhi. Manakala gula tinggi (harganya), etanol kita tidaklah buat. (Tapi) manakala nilai tukar jual gula rendah, kita buat etanol supaya pabrik selalu untung,” tuturnya.
Amran pun optimistis rencana bangunan pabrik gula dalam tempat Papua ini mampu mulai beroperasi dalam waktu 2-3 tahun ke depan.
“Mudah-mudahan secepatnya,” pungkas dia.