Jakarta,REDAKSI17.COM – Warnanya yang dimaksud unik juga ekor indah kerap menjadi daya tarik dari ikan hias dengan syarat Indonesia satu ini, Cupang. Meskipun nilai juga usia ikan cupang tiada semahal juga sepanjang usia ikan hias pada umumnya, seperti Arwana serta juga Koi, namun ternyata keuntungan dari berbisnis cupang mampu jadi tambahan besar dari perusahaan ikan hias lain.
“Ya paling setahun sampai dua tahun, akibat itu setelah setahun lebih lanjut banyak dia akan dijadikan induk,” ungkap Ari, salah individu anggota komunitas ikan hias kepada CNBC Indonesia, Selasa (31/10/2023).
Ari membeberkan bahwa usia cupang paling lama belaka sekali bertahan 1-2 tahun saja. Namun, ia meyakini bahwa perputaran uang dalam kegiatan kegiatan bisnis cupang sangat cepat.
“Cupang putar duitnya cepat. Coba bayangin orang yang mana keliling jualan itu Rp5.000 an saja, anak-anak beli. Jadi pasarnya itu dari yang digunakan hal tersebut sangat rendah, sampai dalam level yang tersebut dimaksud sangat tinggi. Walaupun nggak semua orang yang dimaksud hal tersebut dalam dalam level tinggi itu suka cupang, tapi sebagai catatan semata pak Fadel Muhammad (Wakil Ketua MPR) itu sampai ke kampung cupang saking sukanya,” tuturnya.
Ari menjelaskan, meskipun cupang sudah memasuki usia tua atau sudah tak mempunyai nilai jual yang mana mana tinggi lagi, cupang itu sanggup dijadikan induk juga menghasilkan telur-telur ikan cupang baru, kemudian sanggup menghasilkan ribuan telur ikan cupang.
“Kalau sudah tua tiada sanggup bergabung kontes, cupang bisa jadi jadi untuk dijadikan induk. Kalau sudah cukup umur dia akan dipersiapkan untuk jadi induk, mungkin orang akan beli dia untuk sebagai induk, lantaran dia sudah bukan punya nilai jual yang dimaksud tinggi lagi untuk diperdagangkan, paling cuman untuk dilihat-lihat,” jelasnya.
![]() Ikan Cupang Plakat. Ist |
Namun Ari menegaskan, meskipun sudah tua juga nilai jualnya sudah bukan tinggi lagi, cupang tetap dapat jadi memberikan keuntungan.
“Bagaimana tak menguntungkan, dari sepasang cuma dia mampu jadi menghasilkan telur ribuan, kemudian ribuan hanya sekali kalau jadi itu sudah jelas belaka 2-3 minggu itu per ekornya mampu jadi dijual Rp5.000,” ucap Ari.
Ari menambahkan, cupang juga bukan membutuhkan sarana sarana yang tersebut mewah seperti ikan hias lainnya. Dengan satu toples lalu kutu air untuk pakannya saja, cupang sudah bisa jadi jadi hidup sehat juga lincah.
“Dia juga tidaklah membutuhkan sarana sarana yang dimaksud mewah, gak perlu aquarium yg bagus atau airnya mesti oke, dia belaka belaka perlu toples juga sanggup hidup. Pakan ikan cupang juga tidak ada ada ribet, dia yang mana paling mewahnya supaya ikannya bagus dia cuman butuh kutu air,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Penasehat Asosiasi Beta Indonesia Agung Karim. Ia mengklaim bahwa ikan cupang merupakan ikan hias yang digunakan digunakan miliki komunitas terbesar dalam dalam Indonesia, akibat cupang bukan miliki strata sosial.
“Dari mulai tukang sapu sampai dalam level direksi pun ada, kami tidaklah kenal usia juga dari anak-anak sampai orang dewasa pun ada. Kenapa sanggup dikatakan begitu, akibat kalau pada ikan-ikan lain itu pastikan sudah manajer ke atas levelnya, tapi kalau cupang kan nggak. Makanya sanggup dikatakan komunitasnya besar,” ucap Agung.
“Ekspor besar juga dikarenakan komunitas di tempat area luar negeri juga banyak. Nah cupang hebatnya dalam situ, jaringannya bukan cuma dalam Indonesia belaka tapi sampai ke luar negeri,” imbuhnya.
Agung mengatakan, ikan cupang hias tidak ada ada mampu terlepas dari kontes, sebab lokomotif industrinya ada dalam kontes. “Ikan-ikan lain bisa jadi hanya bertahan tanpa kontes, tapi untuk ikan cupang hias untuk naikin nilai serta mempertahankan nilai harus ada dikontesin,” jelasnya.
Dari kontes tersebut, lanjut Agung, ada perputaran ekonomi. Misalnya, dengan digelar kontes, ada 2.000 ikan bertarung dalam sana, artinya kalau satu ikan di tempat tempat biaya Rp500.000 semata dikalikan 2.000 ikan itu sudah miliaran.
“Karena dengan adanya kontes itu orang jadi belanja, perputaran ekonominya begitu. Jadi gak dapat dilepas dari kontes tersebut,” tuturnya.
Selain itu, Agung menjelaskan, dikarenakan umur ikan cupang tidaklah ada panjang semata-mata sekitar 2 tahun, lalu untuk ikan cupang yang digunakan dikonteskan cuma bisa saja semata sampai usia 2-3 bulan, setelah itu ikan cupang akan mulai memasuki masa tua. Dengan masa yang mana sudah habis itu menyebabkan orang kembali beli ikan cupang yang baru lagi.
Sementara jika membeli ikan hias lainnya seperti louhan, arwana kemudian juga ikan hias lain yang mana dimaksud harganya sanggup mencapai Rp 30 juta, namun itu cuma satu kali beli, bukan seperti cupang yang dimaksud digunakan mampu dibeli berkali-kali.
“Cupang kelihatannya murah, tapi belinya mampu hanya berkali-kali. Jadi kalau perputaran dia lebih lanjut tinggi mahal jatuhnya daripada ikan-ikan besar tersebut,” ujarnya.
Agung juga menyinggung tentang booming-nya ikan cupang pada saat pandemi covid-19 yang mana digunakan lalu. Pada masa itu transaksi jual beli cupang sangat melejit. “Sekarang sudah kembali normal lagi, bukannya turun tapi kembali normal,” tutupnya.