Home / Kesehatan / Mau Mulai Lari? Ini Cara Tepat agar Nggak Cepat Lelah dan Cedera!

Mau Mulai Lari? Ini Cara Tepat agar Nggak Cepat Lelah dan Cedera!

Bagi pemula, cedera dan kelelahan masih sering dirasakan, bahkan pada beberapa menit pertama lari. Napas terengah-engah hingga nyeri otot seringkali mengganggu aktivitas lari.
Nah, bagi detikers yang baru mulai menekuni olahraga lari, berikut beberapa cara mulai olahraga lari untuk pemula terutama agar tidak mudah lelah dan cedera. Yuk, disimak sampai selesai!

5 Cara Berlari agar Tidak Cepat Lelah dan Cedera
Terdapat beberapa cara yang bisa detikers lakukan untuk terhindar dari cedera dan lelah yang terlalu cepat pada saat melakukan aktivitas lari. Berikut uraiannya.

1. Memeriksa Kondisi Kesehatan Sebelum Berlari
Persiapan sebelum berlari menjadi aspek terpenting agar manfaat yang dirasakan lebih optimal. Salah satu persiapan yang harus detikers lakukan yaitu memeriksa kondisi kesehatan terlebih dahulu.

Dalam hal ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli seperti tenaga medis ataupun dokter, terutama bagi detikers yang sudah berusia di atas 40 tahun dan memiliki riwayat penyakit bawaan.

Dengan mengetahui kondisi medis, detikers dapat mengatur durasi, intensitas lari, hingga elevasi medan lari menyesuaikan dengan kesehatan.

2. Pemanasan Sebelum Berlari
Pemanasan sangat penting dilakukan sebelum memulai berbagai aktivitas olahraga, termasuk lari. Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan otot sebelum melakukan kegiatan yang cukup berat. Otot akan terasa lebih kaku dan mudah untuk terkena cedera jika detikers tidak memulai lari dengan pemanasan.

Sebelum mulai berlari, pemanasan dapat dilakukan dengan lari-lari kecil dengan kisaran waktu 10-15 menit. Selanjutnya, detikers dapat melakukan peregangan dinamis pada kaki.

3. Mendapatkan Nutrisi yang Memadai
Nutrisi diperlukan bagi tubuh untuk melaksanakan berbagai proses metabolisme untuk menghasilkan energi. Salah satu energi yang digunakan dalam berlari yaitu glikogen, bentuk sederhana dari karbohidrat.

Jika kekurangan glikogen, detikers akan cepat merasa lelah meskipun kesehatan dalam kondisi baik. Oleh karenanya, dibutuhkan sumber energi dari makanan yang kaya akan nutrisi, seperti karbohidrat, protein, dan mineral.

Sebelum berlari, pastikan perut dalam keadaan terisi agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak menimbulkan kelelahan yang cepat.

4. Memantau Intensitas Lari
Ketika berlari, detikers perlu memantau intensitas lari dan menentukan detak jantung dengan menggunakan skala RPE dan MHR.

Rate of Perceived Exertion atau Skala RPE merupakan skala yang digunakan untuk mengukur seberapa keras kamu berlari. Sementara MHR (Max Heart Rate) adalah jumlah detak jantung selama berlari.

Pengukuran ini diperlukan untuk menjaga daya tahan dan mengatur kecepatan detikers saat berlari.

5. Mengatur Pernapasan Saat Berlari
Mengatur pernapasan saat berlari dapat menjaga daya tahan detikers. Dengan begitu, seiring meningkatnya daya tahan, durasi berlari juga bisa dibuat lebih lama tanpa takut merasa lelah dengan cepat.

Salah satu metode pernapasan yang dapat diikuti yaitu dengan menggunakan pola 1:2. Di setiap dua langkah, detikers dapat langsung mengambil satu tarikan napas. Namun pola ini dapat disesuaikan dengan ritme dan kemampuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *