Jakarta,REDAKSI17.COM – Media Israel memprediksi masa depan Iran setelah kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi. Sebelumnya Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter Minggu sore waktu setempat, bersama sebagian pejabat Iran termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian
Salah satunya adalah analisis yang dimaksud dirilis Times of Israel. Media itu menciptakan artikel berjudul ‘Raisi’s death doesn’t change Iranian policy, but will spark fight for power’
Times of Israel menyebut kematian Raisi serta Abdollahian tidaklah akan mempengaruhi konflik di tempat area kawasan tersebut. oleh akibat itu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang paling berkuasa.
“Meskipun kematian dua pejabat senior Iran merupakan perkembangan dramatis pada area saat berbagai konflik sedang berkecamuk dalam kawasan, namun kemungkinan besar hal ini bukan akan mempengaruhi jalannya konflik secara signifikan,” sebut analisis tersebut, dikutip Senin (20/5/2024).
“Sebab keputusan mengenai kebijakan luar negeri lalu juga perang berada dalam bawah wewenang Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei,” tambahnya.
Laman itu juga memasukkan analisa dari pengamat. Direktur kebijakan di area area United Against Nuclear Iran, Jason Brodsky, dan Ori Goldberg dari Universitas Reichman di antaranya.
“Presiden Republik Islam adalah pelaksana, bukan pengambil keputusan. Jadi kebijakan Republik Islam, dasar dari kebijakan tersebut, akan tetap sama,” kata Brodsky.
“Tentu semata orang ini, akibat dia terpilih dalam pilpres paling tiada ada demokratis yang mana mana pernah dilaksanakan Republik Islam,” ujar Goldberg.
Semetara The Jerusalem Post juga memberi perhatian khusus dalam artikel berjudul ‘Death of Iranian president in crash unlikely to cause change in regime – analysis’. Kematian mendadak Raisi disebut tak akan mengubah rezim.
“Dengan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi juga Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dalam kecelakaan helikopter Minggu, dia yang dimaksud digunakan berharap bahwa kematian mendadak merek itu akan menyebabkan perubahan rezim di tempat dalam Republik Islam yang tersebut kemungkinan besar akan kecewa,” demikian laporan The Jerusalem Post.
Komentar dosen Iran pada Universitas Reichman, Meir Javedanfar, juga dimasukkan. Dikatakan bahwa peristiwa ini bukan berdampak apa-apa terhadap perubahan rezim, bagaimanapun juga dominan dalam dalam negeri.
Para ahli juga tiada percaya bahwa kematian Raisi akan berdampak pada permusuhan Iran dengan Israel. Seperti, kelompok proksi Hamas kemudian juga Hizbullah akan tetap berperang dengan Tel Aviv didukung Iran atau Teheran tetap memproduksi senjata nuklir.
“Namun, pada saat yang dimaksud mana sama, hilangnya presiden Iran secara tiba-tiba menciptakan kekosongan kekuasaan yang mana dimaksud akan dimanfaatkan oleh para tokoh senior,” ujar lama itu.