Gondokusuman,REDAKSI17.COM – Teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) sejatinya hadir untuk semua kalangan, termasuk bagi penyandang disabilitas. Karena itu, menghadirkan ruang belajar yang ramah dan inklusif untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara lebih dekat menjadi hal penting di era digital saat ini.

Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui kegiatan Dialog Publik dan Pelatihan Artificial Intelligence (AI): Membangun Kapasitas Digital yang Inklusif yang diinisiasi Alunjiva Indonesia bekerja sama dengan Black & Veatch, Microsoft Indonesia, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan yang hadir membuka acara tersebut menyampaikan apresiasi terhadap upaya kolaboratif tersebut, sekaligus membuka peluang kerja sama lanjutan antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan berbagai pihak dalam penguatan literasi digital yang inklusif.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.

Sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan kota inklusi, kata Wawan, Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen menghadirkan berbagai program yang berpihak pada penyandang disabilitas untuk meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas di era digital.

“Kegiatan hari ini menjadi contoh kolaborasi yang komprehensif. Alunjiva, Microsoft, dan UIN Sunan Kalijaga memberikan ruang bagi teman-teman disabilitas untuk belajar dan berlatih mengembangkan keterampilan digital, bahkan memahami dasar-dasar AI. Kami sangat mengapresiasi langkah ini dan berharap ada keberlanjutan agar manfaatnya semakin luas,” ujar Wawan saat memberikan sambutan di Ruang Teatrikal FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (15/10/2025).

Ia menegaskan, Pemkot Yogyakarta terbuka menjalin kerja sama lintas sektor dalam upaya pemberdayaan penyandang disabilitas, terutama untuk memperkuat keterampilan, kemandirian, dan kesejahteraan mereka.

“Ini momentum penting untuk membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkeadaban. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama mendorong gerakan inklusi digital,” terangnya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Dialog Publik dan Pelatihan Artificial Intelligence (AI).

Lebih lanjut, Wawan menyebut kegiatan ini diikuti oleh penyandang disabilitas dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga pelaku UMKM. Mereka mendapatkan pelatihan praktis tentang pemanfaatan aplikasi berbasis AI untuk mendukung aktivitas belajar, bekerja, dan berwirausaha.

“Melalui pelatihan ini, diharapkan lahir ekosistem digital yang inklusif di Kota Yogyakarta, di mana setiap warga, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berdaya di era teknologi,” imbuhnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan, menambahkan bahwa kemajuan teknologi digital dan kecerdasan buatan membawa dua sisi yang harus dihadapi bersama, yaitu peluang dan tantangan.

“Teknologi dan AI membuka ruang baru bagi inovasi, efisiensi, dan kreativitas. Namun di sisi lain, kita juga harus waspada terhadap tantangan seperti kesenjangan digital dan potensi eksklusi sosial. Karena itu, penting memastikan kemajuan teknologi menjadi sarana pemberdayaan, bukan justru menyingkirkan kelompok rentan,” ujarnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan.

Menurutnya, pelatihan inklusif seperti ini sejalan dengan komitmen UIN Sunan Kalijaga sebagai perguruan tinggi inklusi yang menghadirkan pendidikan humanis, berkeadilan, dan responsif terhadap perkembangan zaman.

“Kami berharap kolaborasi seperti ini terus tumbuh dan menjadi model bagi kampus lain dalam mengintegrasikan nilai inklusi dan keadilan sosial di tengah transformasi digital,” tambahnya.

Sementara itu, Co-Founder Alunjiva Indonesia, Fany Efrita R Ritonga, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat literasi digital dan membangun kesetaraan akses bagi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

“Kami percaya teknologi seharusnya tidak menciptakan jarak, melainkan menjembatani. Melalui pelatihan ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, punya potensi untuk berkembang dan berkontribusi di dunia digital,” ungkap Fany.