Jakarta,REDAKSI17.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait progres perbaikan kerusakan di lokasi bencana saat ini, termasuk ketersediaan stok bahan bakar minyak dan LPG (liquefied petroleum gas).
“Semua masih dalam koridor stok standar minimum nasional. Jadi, kalau kita untuk Nataru, insyaallah aman Bapak, sekalipun kita kena persoalan di bencana,” kata Menteri m Bahlil dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, (15/12/25).
Dalam penanganan pascabencana, Menteri Bahlil melaporkan pemulihan pasokan listrik di sejumlah wilayah yang terdampak bencana.
Dia menjelaskan pemulihan listrik di Sumatera Utara telah mencapai 99,9 persen, tersisa sekitar 50 desa di empat kabupaten yang belum teraliri listrik.
“Ternyata itu bukan karena persoalan banjir saja, tapi memang jaringan listrik kita yang belum ada di sana,” ucap Bahlil.
Dalam kesempatan itu, Menteri Bahlil menegaskan bahwa penyaluran listrik tidak dapat dipaksakan sebelum kondisi dinyatakan aman guna mencegah risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan masyarakat.
“Kami laporkan bahwa belum bisa teraliri semua ke desa-desa yang ada karena sebagian desa-desa yang infrastrukturnya masih parah, jalan yang nggak bisa kita masuk, itu pada tegangan rendah, itu tiang-tiangnya jatuh dan ada sebagian desa yang memang masih banjir, masih ada air. Kalau ini kita paksakan untuk dialiri listrik, itu akan berdampak pada kecelakaan di masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Menteri Bahlil juga menyampaikan progres terkait mobilisasi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG di daerah terdampak bencana Sumatra.
Menurutnya, pemerintah terus berupaya memaksimalkan penyaluran BBM dan LPG agar sampai ke seluruh wilayah terdampak.
“Kemudian kalau Aceh, Bapak Presiden, jujur saya katakan di tiga kabupaten itu memang membutuhkan effort yang sangat luar biasa karena akses darat belum bisa. Jadi, kami masih drop dengan Pertamina pakai heli, pakai pesawat Hercules,” ucapnya.
“Ada jalan-jalan tikus juga kami pakai, kemudian rakit juga kita lakukan. Apa pun yang bisa kita dorong untuk bisa melakukan percepatan, kita maksimalkan potensinya yang ada,” imbuh Menteri Bahlil.


