Jakarta,REDAKSI17.COM – Ini adalah kisah Sirivat Voravetvuthikun, yang jadi simbol semangat kewirausahaan dari Thailand. Dia pada awalnya miliarder. Namun, kemudian bangkrut juga terlilit utang sehingga harus alih profesi menjadi tukang roti pinggir jalan.
Bagaimana kisahnya?
Pada mulanya Sirivat adalah pialang saham dalam tempat berbagai bursa efek dalam dalam negara-negara Asia. Dia menjalani profesi ini setelah lulus kuliah dari Amerika Serikat sekitar tahun 1970-an. Selama belasan tahun menjadi pialang saham, dia sukses punya uang melimpah juga juga dinobatkan sebagai salah satu miliarder Thailand.
Sayang, ketika krisis moneter 1997 terjadi dalam tempat Thailand, keuangan Sirivat juga ambruk. Dalam laporan VoA, penyetoran modal yang itu dipunya selama belasan tahun lenyap, sehingga harta kekayaannya menguap begitu saja.
Lebih parah lagi, pada saat bersamaan, utang-utang Sirivat menumpuk hingga mencapai US$ 30,4 jt hingga digugat sana-sini oleh para kreditor dikarenakan tidaklah mampu bayar utang. Atas situasi ini dia kemudian dinyatakan bangkrut. Seluruh harta serta barang berharga lain bergabung hilang.
“Jadi hidup saya berubah total dari gaya hidup mewah menjadi gaya hidup biasa saja.” kata Sirivat.
Tak ingin terlalu lama terpuruk, pria kelahiran 1952 ini kembali mencari uang. Dia meninggalkan rasa gengsi demi memupuk kembali kekayaan.
Sirivat memulainya dengan menjadi tukang roti asongan yang dimaksud berjualan dalam area jalanan Bangkok. Tak peduli orang berkata apa, yang dimaksud dimaksud penting, baginya dia harus dapat jadi menghidupi keluarga. Selama menjalani itu, dia serta istri sering merasa sedih dikarenakan harus hidup susah.
“Tetapi saya menyadari jika kami menyerah lalu terus bersedih, bukan ada seseorang pun yang dimaksud digunakan akan membantu kami. Apa pun yang dimaksud mana terjadi, kami berdua harus saling membantu. Betapapun kecewanya kami, kami harus berjuang,” ungkapnya.
Pada mulanya, dia mendapat US$ 14 per hari. Kecil, memang. Namun, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Seiring waktu, dari uang belasan dolar, kemudian berubah menjadi puluhan hingga ratusan. Semua itu diimplementasikan konsisten berjualan roti di dalam area pinggir jalan, siang juga malam.
Ketika uang mulai terkumpul, Sirivat baru memulai industri tambahan banyak besar. Mengutip New Mandala, dari uang jualan roti di area dalam pinggir jalan, dia mengembangkan bidang bidang usaha menjadi dua kedai kopi kecil. Tentu saja, ini diperoleh tanpa meminjam uang.
Belakangan, dua kedai kopi itulah yang digunakan jadi titik balik kehidupan Sirivat. Perlahan, dia kemudian mengembangkan katering hingga sanggup memperkerjakan belasan orang. Dari di area di sini dia kemudian memberi merek sendiri pada roti jualannya bernama Sirivat Sandwich.
Hingga akhirnya, setelah belasan tahun bangkit dari kebangkrutan, tepat pada 2009, Sirivat kembali jadi wirausaha sukses juga kaya raya. Sirivat Sandwich mulai berdiri dalam seantero Bangkok serta menjadi ikon kota.
Sirivat pun seketika menjadi terkenal kemudian dijuluki sebagai “The Sandwich Man” oleh masyarakat. Atas dasar inilah, rakyat menjadikannya sebagai ikon wirausaha dikarenakan berhasil bangkit dari kebangkrutan hingga jadi miliarder kembali.