Jakarta,REDAKSI17.COM –Menjelang Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan digelar beberapa bulan lagi, muncul empat kandidat kuat yang disebut-sebut berpotensi menjadi Ketua Umum PPP. Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy, menyebut dua kandidat berasal dari internal partai, sementara dua lainnya berasal dari eksternal.
“Kami membuka diri terhadap siapa pun, termasuk pihak eksternal, untuk menjadi Ketua Umum,” ujar Romahurmuziy, yang akrab disapa Romy, di Jakarta, Jumat (13/12/2024) malam, seperti dikutip dari Antara.
Empat Kandidat Calon Ketua Umum PPP
Menurut Romy, dari internal PPP, dua nama yang muncul dalam diskusi para kader di grup WhatsApp adalah Sandiaga Uno, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Sementara itu, dari eksternal, dua nama yang mencuat adalah Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Sosial sekaligus mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, dan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Kepala Staf Angkatan Darat.
Romy juga mengungkapkan bahwa Gus Ipul telah menghubungi dirinya untuk menanyakan perihal pencalonannya. “Gus Ipul sempat mengonfirmasi dan berdiskusi dengan saya setelah mendengar kabar ini,” ungkap Romy.
Kesiapan PPP Berbenah
Romy menegaskan bahwa PPP harus terbuka terhadap kehadiran tokoh-tokoh baru, baik dari internal maupun eksternal, demi membangkitkan kembali kejayaan partai, terutama setelah kegagalan masuk ke DPR RI pada Pemilu 2024.
“Yang terpenting adalah tokoh tersebut mampu memajukan dan mengangkat PPP, termasuk jika ada kebutuhan untuk menyesuaikan AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) partai,” ujar Romy.
Seruan “Taubatan Nasuhah” untuk Pengurus
Dalam kesempatan yang sama, Romy juga menyerukan introspeksi bagi seluruh jajaran pengurus DPP PPP. Ia mengingatkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah 11 kali pemilu, PPP gagal meloloskan wakilnya ke DPR RI.
“Seruan ‘taubatan nasuhah’ yang saya sampaikan ditujukan kepada seluruh jajaran DPP, bukan personal. Ini bentuk tanggung jawab moral karena kegagalan membawa partai berlambang Kabah masuk ke Senayan,” jelasnya.
Romy menekankan pentingnya pengurus meminta maaf secara terbuka kepada kader dan simpatisan di seluruh Indonesia. Menurutnya, hal ini akan menjadi langkah awal untuk memperbaiki citra partai dan membuka peluang bagi kepemimpinan baru.
PPP di Persimpangan
Muktamar mendatang diharapkan menjadi momentum penting bagi PPP untuk bangkit setelah keterpurukan dalam Pemilu 2024. Dengan terbukanya pintu bagi calon eksternal, partai tersebut berupaya menciptakan kepemimpinan yang lebih inklusif dan visioner guna menghadapi tantangan politik ke depan.