Bendahara DPC PPP Sleman Sugiyatno dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa Mukercab menjadi ajang evaluasi pasca-pilkada dan pemilu legislatif 2024 sekaligus penataan ulang struktur partai hingga ke tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC).
“Kami melihat ada beberapa PAC yang tidak sejalan dengan DPC. Ke depan, akan dilakukan penataan ulang agar soliditas partai lebih kuat dan tidak ada lagi perpecahan,” ujar Sugiyatno.
Sugiyatno menegaskan, meskipun pada Pemilu 2024 PPP gagal mengirim wakil ke DPR RI, hal ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh kader. Mukercab memutuskan untuk memulai kaderisasi lebih dini agar pada Pemilu 2029 PPP mampu menghadirkan calon-calon legislatif yang lebih kompetitif.
“Kami akui kemarin caleg DPR RI tidak tergarap serius, dan kita kekurangan figur kuat. Ini kegagalan bersama, bukan kesalahan Pak Mardiono semata,” tambahnya.
Mukercab juga menegaskan bahwa Ketua Umum PPP ke depan harus berasal dari kader internal yang memenuhi syarat kepartaian, bukan figur dari luar.
“Kalau eksternal mau jadi ketua umum, masuklah dulu sebagai anggota, jangan langsung pimpin partai. Ini soal marwah partai, supaya PPP tidak terkesan jadi partai ‘jualan’,” tegas Sugiyatno.
Dalam konteks pemilihan Ketua Umum PPP, Mukercab DPC PPP Sleman sepakat satu suara untuk mendukung Muhammad Mardiono memimpin PPP secara definitif.
Sugiyatno mengungkapkan, meski memimpin di tengah jalan sebagai Plt, Mardiono dinilai sosok yang bekerja dengan pengorbanan besar, termasuk menggunakan dana pribadi untuk operasional partai karena tidak adanya bantuan politik dan potongan Fraksi di pusat.
“Kami melihat Pak Mardiono luar biasa. Beliau turun ke seluruh wilayah, memobilisasi partai tanpa pamrih. Tokoh seperti inilah yang dibutuhkan PPP agar bisa bangkit,” pungkasnya.
Dengan keputusan ini, DPC PPP Sleman memastikan akan mengawal penuh pencalonan Muhammad Mardiono di Muktamar X dan mendorong konsolidasi menyeluruh untuk menyongsong Pemilu 2029.