Jakarta,REDAKSI17.COM – Ferrari sekarang ini menerima pembayaran aset kripto untuk pembelian mobil sport mewah buatannya. Namun, pembayaran kripto baru sanggup dijalani di tempat area Amerika Serikat juga akan diperluas ke Eropa dalam waktu dekat.
Chief Marketing and Commercial Officer Ferrari, Enrico Galliera mengatakan skema pembayaran aset kripto adalah permintaan dari pelanggan super kaya.
Ferrari bekerja sejenis dengan perusahaan pemrosesan pembayaran aset kripto Bitpay. Pada fase awal, aset kripto yang diterima cuma bitcoin, ether, juga juga stablecoin USDC, serta semata-mata untuk pembeli yang mana itu berdomisili dalam area AS.
Di wilayah lain, menurut Reuters, Ferrari terbuka untuk menggunakan jaringan pembayaran kritpo selain Bitpay.
|
|
Harga tiada akan berubah, tanpa fee, tanpa biaya tambahan jika membayar menggunakan aset krito,” kata Galliera.
Bitpay akan langsung melakukan konversi pembayaran aset kripto ke mata uang fiat saat diterima diler Ferrari, sehingga transaksi yang mana disebut terlindungi dari pergerakan nilai tukar kripto.
“Ini adalah tujuan utama kami, agar diler kemudian juga kami, tiada ada harus mengelola aset kripto dan terhindar dari fluktuasinya,” kata Galliera.
Bipay juga memverifikasi aset kripto yang digunakan untuk membayar berasal dari sumber yang tersebut mana legal, bukan berasal dari aktivitas kriminal, kemudian bukan digunakan sebagai sarana pencucian uang atau menghindari pajak.
Menurutnya, mayoritas diler Ferrari dalam AS sudah bersedia untuk menerima pembayaran aset kripto. “Saya yakin diler lain akan bergabung dalam waktu dekat,” kata Galliera.
Ferrari mengirim lebih lanjut tinggi dari 1.800 unit mobil ke diler pada tempat AS sepanjang paruh pertama 2023.
Sepanjang 2022, produsen mobil yang dimaksud bermarkas di area area Italia yang mana disebut memasarkan lebih lanjut banyak dari 13.200 unit mobil pada rentang nilai jual mulai dari 200 ribu euro (Rp 3,3 miliar) hingga 2 jt euro (Rp 33 miliar).
Pasar terbesar Ferrari saat ini adalah Eropa, Timur Tengah, lalu Eropa (EMEA) yang tersebut menyumbang 46 persen dari total pengiriman unit mobil sepanjang semester pertama 2023.
