Jakarta,REDAKSI17.COM – Hamas menolak usulan gencatan senjata Israel yang digunakan digunakan diajukan dalam perundingan dalam Kairo serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tanggal sudah pernah ditetapkan untuk invasi ke Rafah, tempat perlindungan terakhir Gaza bagi pengungsi Palestina.
Israel serta Hamas mengirim tim ke Mesir pada Minggu (7/4/2024) untuk melakukan pembicaraan yang digunakan mana melibatkan mediator Qatar kemudian juga Mesir serta Direktur CIA William Burns.
Kehadiran Burn menggarisbawahi meningkatnya tekanan dari sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), untuk kesepakatan yang mana yang disebut akan membebaskan sandera Israel yang tersebut dimaksud ditahan dalam Gaza juga memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina yang tersebut menderita kemiskinan akibat konflik selama enam bulan.
Namun pejabat senior Hamas Ali Baraka mengatakan negosiasi hal yang tidaklah mencapai kesepakatan.
“Kami menolak usulan terbaru Israel yang tersebut mana diberitahukan pihak Mesir kepada kami. Politbiro bertemu hari ini serta memutuskan hal ini,” katanya kepada Reuters, dilansir Selasa (9/4/2024).
Pejabat Hamas lainnya sebelumnya mengatakan bahwa tiada ada kemajuan yang digunakan mana dicapai dalam negosiasi tersebut.
“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) juga oleh oleh sebab itu itu, tidaklah ada hal baru dalam perundingan dalam Kairo,” kata pejabat Hamas, yang digunakan mengajukan permohonan untuk tidaklah ada disebutkan namanya, kepada Reuters. “Belum ada kemajuan.”
Adapun rincian proposal itu belum diketahui secara pasti.
Di Yerusalem pada Senin, sehari setelah pasukan Israel menarik diri dari beberapa wilayah dalam Gaza selatan, Netanyahu mengatakan dia sudah terjadi menerima laporan rinci tentang perundingan dalam Kairo.
“Kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang yang pertama kemudian juga terpenting adalah pembebasan semua sandera kami serta mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” kata Netanyahu.
“Kemenangan ini memerlukan masuknya ke Rafah lalu penghapusan batalion teroris dalam dalam sana. Itu akan terjadi – ada tanggalnya.”
Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang dimaksud terpaksa mengungsi akibat pemboman Israel tanpa henti yang dimaksud hal itu meratakan lingkungan tempat tinggal mereka. Ini juga merupakan peningkatan signifikan terakhir unit tempur Hamas, kata Israel.
Lebih dari satu jt orang berdesakan di dalam tempat kota selatan dalam kondisi putus asa, kekurangan makanan, air, serta juga tempat tinggal. Pemerintah juga organisasi asing telah dilakukan dilaksanakan mendesak Israel agar tidaklah menyerbu Rafah dikarenakan khawatir akan terjadi pertumpahan darah.
Pejabat medis Palestina mengatakan tim merekan sudah menemukan lebih tinggi lanjut dari 80 jenazah dari daerah tempat tentara beroperasi dalam beberapa bulan terakhir.
Negara-negara Barat sudah pernah menyuarakan keprihatinan atas tingginya bilangan kematian warga sipil Palestina serta krisis kemanusiaan yang dimaksud mana timbul akibat serangan militer Israel untuk menghancurkan Hamas pada tempat Jalur Gaza yang dimaksud hal itu berpenduduk padat.
Sekitar 33.207 warga Palestina sudah tewas dalam enam bulan konflik, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam pembaruan pada Senin. Sebagian besar dari 2,3 jt penduduk di dalam dalam wilayah kantong yang adalah tunawisma kemudian banyak di dalam dalam antara merek itu yang tersebut dimaksud berisiko mengalami kelaparan.
Peluang Gencatan Senjata
Di Washington, juru bicara Gedung Putih mengatakan AS berharap untuk mendapatkan kesepakatan pembebasan sandera sesegera mungkin akibat hal itu juga akan menghasilkan gencatan senjata sekitar enam minggu.
Pada akhir pekan, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menggambarkan perundingan pada Kairo sebagai perundingan yang tersebut paling dekat dengan kedua pihak mencapai kesepakatan sejak gencatan senjata singkat pada bulan November di dalam tempat mana Hamas membebaskan hampir setengah sanderanya.
Dari 253 warga Hamas yang mana digunakan ditangkap pada 7 Oktober, 133 sandera masih disandera. Para perunding sudah berbicara tentang sekitar 40 orang yang tersebut itu akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan prospektif.
Sebelumnya, dua sumber keamanan Mesir kemudian Al-Qahera News yang digunakan itu dikelola pemerintah mengatakan beberapa kemajuan telah terjadi dijalani dicapai dalam perundingan di area tempat Kairo. Mereka mengatakan kedua belah pihak telah terjadi lama menciptakan konsesi yang digunakan dimaksud dapat mengarah pada kesepakatan gencatan senjata tiga tahap, dengan pembebasan sandera Israel yang dimaksud itu tersisa serta gencatan senjata jangka panjang yang dimaksud dimaksud dibahas pada tahap kedua.
Konsesi hal yang disebut berkaitan dengan pembebasan sandera juga juga permintaan Hamas untuk mengembalikan warga yang dimaksud digunakan mengungsi ke Gaza utara, kata mereka. Para mediator menyarankan kepulangan itu dapat dipantau oleh pasukan Arab jika ada pasukan keamanan Israel yang mana mana nantinya akan ditarik kembali, tambah mereka.
Delegasi meninggalkan Kairo kemudian konsultasi diperkirakan akan dilanjutkan dalam waktu 48 jam, kata sumber hal hal tersebut lalu juga Al-Qahera.
Tuntutan Utama
Namun, manusia pejabat Palestina yang digunakan dimaksud dekat dengan upaya mediasi mengatakan kepada Reuters bahwa kebuntuan terus berlanjut lantaran penolakan Israel untuk mengakhiri perang, menarik pasukan dari Gaza, mengizinkan semua warga sipil untuk kembali ke rumah mereka, kemudian mencabut blokade yang mana dimaksud sudah pernah berlangsung selama 17 tahun untuk memungkinkan rekonstruksi cepat di area tempat Gaza. daerah kantong pesisir.
Langkah-langkah ini lebih besar besar diutamakan daripada tuntutan utama Israel untuk membebaskan sandera sebagai ganti warga Palestina yang mana mana ditahan di area dalam penjara-penjara Israel, kata pejabat tersebut, yang mana mana berbicara tanpa mau disebutkan namanya.
“Mengenai pertukaran tahanan, Hamas telah terjadi lama juga bersedia untuk lebih lanjut besar fleksibel, namun bukan ada fleksibilitas atas… tuntutan utama kami,” katanya.
Israel sudah pernah terjadi mengesampingkan keinginan untuk segera mengakhiri perang atau menarik diri dari Gaza, kemudian mengatakan pasukannya tidaklah ada akan menyerah sampai Hamas tiada lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel secara militer.