Home / Nasional / Nestapa Warga Muslim di India: Persekusi-Masjid Digusur

Nestapa Warga Muslim di India: Persekusi-Masjid Digusur

Nestapa Warga Muslim di dalam India: Persekusi-Masjid Digusur

Jakarta,REDAKSI17.COM   – India mempunyai tinta sejarah kelam terkait perlakukan warga lalu pemerintah terhadap umat Muslim dalam dalam negara itu. Ini terjadi meskipun Islam merupakan agama yang yang dianut hingga 200 jt orang di tempat area Negeri Hindustan.

Sejak Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang mana dimaksud dipimpin Narendra Modi meraih kekuasaan pada tahun 2014, umat Islam dalam area India mengalami perjalanan yang mana digunakan penuh gejolak.

Massa warga Hindu yang main hakim sendiri sudah pernah membunuh orang-orang yang dimaksud dicurigai sebagai penjual sapi serta juga menargetkan usaha-usaha kecil milik warga Muslim. Petisi juga telah terjadi lama diajukan untuk menekan pemerintah agar menghentikan masjid.

Ujaran kebencian anti-Muslim sudah diimplementasikan meningkat. Tiga perempat insiden dilaporkan terjadi di area dalam negara-negara yang tersebut digunakan diperintah oleh BJP.

“Muslim sudah menjadi warga negara kelas dua, minoritas yang dimaksud mana tidaklah terlihat dalam tempat negara merek sendiri,” kata Ziya Us Salam, penulis buku baru, Being Muslim in Hindu India, dikutip BBC News, Senin (29/4/2024).

Reema Ahmad, orang penulis kemudian konselor, menceritakan bagaimana diskriminasi sudah pernah terjadi dijalankan dari bangku sekolah. Ia bercerita anaknya, individu laki-laki Muslim, kembali dengan wajah memerah dari sebuah sekolah terkenal pada area kota Agra akibat dianggap teroris.

“Di di area di lokasi ini ada manusia anak kecil yang dimaksud itu penuh semangat dengan tangan terkepal begitu erat hingga ada bekas paku di tempat tempat telapak tangannya. Dia sangat marah,” ungkapnya.

“Saat itulah sekelompok anak laki-laki menunjuk ke arahnya lalu juga berkata, Ini adalah teroris Pakistan. Bunuh dia!.”

Pada tahun 2019, Reena Ahmad pun meninggalkan grup WhatsApp sekolah pada mana dia adalah salah satu dari dua Muslim. Hal ini menyusul postingan pesan setelah India melancarkan serangan udara terhadap militan dalam Pakistan yang mana mayoritas penduduknya Muslim.

“Jika merek menyerang kami dengan rudal, kami akan memasuki rumah dia kemudian membunuh mereka,” demikian isi pesan kelompok tersebut, senada dengan pernyataan Modi tentang membunuh teroris serta musuh India di dalam area dalam rumah mereka.

“Saya kehilangan ketenangan. Saya memberi tahu teman-teman saya apa yang tersebut dimaksud salah dengan diri Anda? Apakah Anda memaafkan pembunuhan terhadap warga sipil juga anak-anak?” kenangnya.

Dari level kebijakan, India baru-baru ini meloloskan UU Amandemen Kewarganegaraan. UU ini sejatinya diterapkan untuk membantu meloloskan naturalisasi bagi umat Hindu, Parsi, Sikh, Budha, Jain, kemudian Kristen yang dimaksud yang melarikan diri Afghanistan, Bangladesh, juga Pakistan sebelum 31 Desember 2014.

Namun muncul kontroversi dari aturan baru ini. UU hal itu mengecualikan warga Muslim, yang digunakan merupakan mayoritas di area dalam ketiga negara tersebut.

Salah satu yang mana yang disebut merasakan kecemasan besar adalah pengungsi etnis Rohingya. Mereka khawatir UU ini memerintahkan deportasi terhadap merek ke negara asalnya pada Myanmar, yang tersebut dimaksud seringkali menjadi arena persekusi terhadap etnis itu.

Di antara warga Rohingya yang digunakan khawatir adalah Muhammad Hamin. Ia mengaku tak dapat tidur nyenyak sejak tanggal 8 Maret lalu ketika pemerintah negara bagian Manipur dalam India timur laut memerintahkan deportasi pengungsi Rohingya.

Hamin, orang Rohingya yang digunakan digunakan datang ke India pada tahun 2018, berada dalam tempat New Delhi, sekitar 1.700 km dari Manipur. Ia takut rencana Manipur ini menjadi program nasional, yang mana dimaksud membuatnya juga harus mengambil bagian dideportasi.

Hal ini pun akhirnya terjadi. Tiga hari setelah pemerintah Manipur memulai tindakan kerasnya terhadap Rohingya, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi pada tanggal 11 Maret mengumumkan penerapan UU Amandemen Kewarganegaraan ini untuk seluruh wilayah India.

“Berita deportasi tentu cuma memicu kepanikan di area dalam antara sebagian besar warga negara Myanmar yang digunakan mana tinggal pada tempat India akibat tak ada yang tersebut tahu siapa yang tersebut dimaksud akan keluar lagi juga menghadapi kengerian kekerasan kemudian pertumpahan darah yang mana mana sama,” kata Hamim dikutip Al Jazeera.

Gusur Masjid Buat Kuil

UU ini juga bukan pertama kalinya penduduk Muslim India merasa dipinggirkan oleh pemerintahan PM Modi. Akhir Januari lalu, Modi akan meresmikan Kuil Ram pada kota Ayodhya yang dimaksud mana sebenarnya belum sepenuhnya rampung.

Dalam pembukaan ini, pasar saham tutup, kantor-kantor pemerintah hanya sekali sekali bekerja setengah hari juga bioskop menawarkan pemutaran langsung upacara keagamaan.

Hilangnya saluran berita kemudian wacana populer terkait peresmian ini adalah referensi pada fakta bahwa kuil yang tersebut disebut dibangun tepat di area dalam tempat Masjid Babri abad ke-16 dirobohkan oleh massa nasionalis Hindu pada Desember 1992.

Hussain, pribadi jurnalis Muslim yang dimaksud berbasis pada tempat kota Lucknow, mengatakan ia khawatir “kemenangan” kelompok Hindu yang dimaksud digunakan ia saksikan dalam Ayodhya mungkin akan menjadi lebih banyak lanjut buruk pada masa mendatang.

“Faktanya, setelah Ayodhya, mungkin akan terjadi efek bola salju di tempat dalam tempat-tempat sengketa lainnya seperti Mathura dan juga juga Kashi,” katanya kepada Al Jazeera.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *