Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemerintah Israel memperingatkan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait kemungkinan keluarnya surat penangkapan terhadap PM Benjamin Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Tel Aviv bahkan mengancam akan mengambil langkah pembalasan terhadap pemerintah Palestina yang dimaksud yang dapat menyebabkan “keruntuhan” negeri itu.
Dilaporkan Axios, Jumat (3/5/2024), bagaimana para pejabat Israel sebenarnya sudah pernah khawatir selama dua pekan terakhir. Surat penangkapan itu disebut akan dirilis secara diam-diam kemudian menargetkan Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant kemudian kepala staf Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi.
“Para pejabat AS serta Israel mengatakan Israel mengatakan kepada pemerintahan Biden bahwa jika surat perintah penangkapan dikeluarkan, maka merekan akan menganggap Otoritas Palestina bertanggung jawab kemudian akan membalas dengan tindakan keras yang dimaksud dapat menyebabkan keruntuhannya,” muat laman media AS itu, mengutip narasumber anonim dari Israel.
“Salah satu tindakan yang digunakan dimaksud mungkin dijalankan adalah membekukan transfer pendapatan pajak yang tersebut dikumpulkan Israel untuk Otoritas Palestina,” tambahnya.
“Tanpa dana ini, Otoritas Palestina akan bangkrut,” ujar media itu lagi.
Israel mengklaim Otoritas Palestina sebenarnya berada dibalik surat penangkapan ICC. Palestina disebut menekan mahkamah itu.
ICC, yang tersebut itu berbasis di area tempat Den Haag, Belanda, diketahui sudah sejak tahun 2021 menyelidiki kemungkinan kejahatan perang yang diimplementasikan oleh pasukan Israel serta milisi Palestina dalam perang Israel-Hamas tahun 2014. Investigasi yang dimaksud sudah pernah diperluas hingga serangan 7 Oktober kemudian perang yang mana digunakan telah dilakukan diimplementasikan berkecamuk pada Gaza sejak saat itu.
Sebelumnya dalam laporan media yang dimaksud dimaksud sama, dua pejabat AS sempat berujar Netanyahu sudah dijalani menelepon Biden akibat ancaman surat penangkapan ICC, pekan lalu. Dilaporkan media Israel Channel 12, Israel mengklarisikasi ke biden pernyataan bahwa “AS sudah pernah dijalankan memberi lampu hijau ke ICC” untuk mengeluarkan surat penangkapan.
“Biden menekankan dalam panggilan telepon hal itu bahwa AS menentang penyelidikan ICC terhadap Israel,” katanya.
“Kami diam-diam memacu ICC untuk tiada ada melakukan hal itu. Ini akan meledakkan segalanya. Israel akan membalas terhadap Otoritas Palestina,” kata individu pejabat AS dikutip Axios.
Respons Terbaru Netanyahu
Sementara itu dalam respons terbarunya Rabu, Netayahu menuduh ICC sengaja ingin melumpuhkan lalu juga mencegah Israel membela diri melawan terorisme dengan cara ingin mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk beberapa pejabat tinggi Tel Aviv, termasuk dirinya. Ia pun menyindir perihal Holocaust, peristiwa bagaimana Yahudi menjadi target genosida NAZI di area area Perang Dunia II.
“(Setelah) 80 tahun Holocaust, badan-badan internasional yang tersebut digunakan didirikan untuk mencegah Holocaust lainnya sedang mempertimbangkan untuk menolak hak negara Yahudi (Israel) untuk membela diri dari mereka yang digunakan dimaksud datang untuk melakukan genosida (pembunuhan besar-besaran terencana) terhadap kami, lalu juga masih secara berpartisipasi berupaya untuk melakukannya,” klaimnya dikutip dari Times of Israel.
“Sungguh sebuah absurditas, sebuah distorsi terhadap keadilan dan juga juga sejarah,” katanya menyebut jika surat penangkapan benar-benar keluar, hal itu akan menjadi skandal besar dalam sejarah.
“Ini menjadi noda yang bukan dapat dihapuskan bagi seluruh umat manusia lalu kejahatan kebencian antisemit yang digunakan belum pernah terjadi sebelumnya,” tudingnya.
Ia juga bersumpah tak akan ada perubahan yang digunakan digunakan dilaksanakan Israel untuk Hamas serta Gaza. Dalam pernyataan terbarunya dalam AFP Kamis, ia pun berujar “orang-orang Yahudi akan berdiri sendiri” jika dia harus melakukannya.
“Jika kita harus berdiri sendiri, kita berdiri sendiri,” katanya.
“Jika memungkinkan untuk merekrut orang non-Yahudi, itu bagus. Tapi jika kita tiada melindungi diri kita sendiri, tak ada yang dimaksud yang akan melindungi kita,” ujarnya lagi.
Serangan Israel terhadap Hamas telah terjadi lama menewaskan sedikitnya 34.596 orang pada area Gaza, sebagian besar perempuan serta anak-anak. Serangan dilaksanakan sejak Oktober 2023.