Jakarta,REDAKSI17.COM – Afrika Selatan telah dilakukan lama mengajukan permohonan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk segera memerintahkan Israel mengakhiri serangannya terhadap Rafah, menghentikan kampanye militernya dalam Gaza, serta mengizinkan penyelidik kemudian jurnalis internasional memasuki wilayah tersebut.
Dalam sidang pengadilan, pengacara Afrika Selatan menyampaikan permintaan tercatat kepada hakim untuk mengeluarkan perintah darurat guna menghentikan serangan ke Rafah, kota paling selatan di tempat dalam Gaza.
Mereka berpendapat bahwa tujuh bulan setelah perang, yang hal tersebut sudah pernah menewaskan tambahan tinggi dari 35.000 orang lalu menghasilkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing, skala penderitaan saat ini begitu besar sehingga diperlukan gencatan senjata total untuk mendapatkan makanan, obat-obatan lalu bantuan lain bagi penduduk yang dimaksud dimaksud putus asa.
Vaughan Lowe KC mengatakan kepada pengadilan bahwa kampanye destruktif di area tempat Rafah, sudut terakhir Gaza yang digunakan itu belum menghadapi invasi darat oleh pasukan Israel, akan menghancurkan “fondasi kehidupan Palestina” pada wilayah tersebut.
“Jika pengadilan tidaklah bertindak sekarang, kemungkinan membangun kembali warga Palestina yang digunakan dimaksud layak di dalam dalam Gaza akan hancur, setidaknya seumur hidup bagi dia yang dimaksud selamat dari kengerian Gaza saat ini,” katanya, dilansir The Guardian, Jumat (17/5/2024).
Afrika Selatan juga menuntut akses bagi wartawan serta penyelidik kejahatan perang ke Gaza, untuk mengumpulkan lalu juga menyimpan bukti prospek kejahatan perang.
“Rinciannya tak selalu mudah untuk diverifikasi sebab Israel terus melarang penyelidik lalu jurnalis independen memasuki Gaza, juga lebih lanjut besar dari 100 jurnalis yang berada dalam Gaza sudah dijalani terbunuh sejak serangan Israel dimulai,” kata Lowe.
“Israel tidaklah dapat menghalangi penyelidikan yang hal tersebut dijalani oleh penyelidik independen lalu kemudian mengatakan pengadilan tidak ada ada dapat melanjutkan sebab tidaklah cukup bukti yang digunakan hal tersebut menentangnya.”
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan sebagai tanggapannya bahwa Afrika Selatan “mengajukan klaim yang dimaksud bias juga salah” yang digunakan “mengandalkan sumber-sumber Hamas yang digunakan tak dapat diandalkan” serta memohonkan pengadilan untuk menolak banding tersebut.
“Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional juga kewajiban kemanusiaannya, sambil menerapkan langkah-langkah untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil lalu juga prasarana sipil,” kata kementerian yang digunakan disebut pada Kamis malam.
Genosida Gaza
Sidang pada Kamis ini dikerjakan setelah Afrika Selatan mengajukan perintah sementara baru untuk mencegah “kerusakan yang digunakan digunakan tak ada dapat diperbaiki”, sementara pengadilan mendengarkan kasus utamanya yang digunakan hal tersebut menuduh Israel melakukan genosida di dalam tempat Gaza. Hakim diperkirakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengambil keputusan dalam kasus tersebut.
Pada Januari, pengadilan memutuskan dalam keputusan sementara bahwa ada risiko pelanggaran hak rakyat Palestina atas perlindungan dari genosida.
Resolusi yang dimaksud memerintahkan Israel untuk “mengambil semua tindakan sesuai dengan kewenangannya” untuk berhenti membunuh warga Palestina yang digunakan mana bertentangan dengan konvensi genosida, untuk mencegah lalu menghukum hasutan genosida, lalu juga untuk memfasilitasi penyediaan “layanan dasar yang dimaksud mendesak”.
Pada Maret, panel hakim dalam tempat pengadilan tersebut, dalam tindakan sementara yang digunakan hal itu baru, memerintahkan Israel untuk mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap bantuan makanan ke Gaza, dalam sebuah keputusan dengan pernyataan bulat yang tersebut yang disebut memperingatkan bahwa “kelaparan akan segera terjadi”.
Perwakilan Afrika Selatan berulang kali merujuk pada keputusan tersebut, yang tersebut menurut merek itu sudah gagal dipatuhi oleh Israel, juga berpendapat bahwa kegagalan umum internasional untuk menegakkan keputusan hal itu telah dilakukan lama memberi Israel perasaan bahwa merekan itu dapat bertindak tanpa mendapat hukuman.
Para pengacara menjelaskan bagaimana serangan terhadap Rafah sudah pernah dijalankan memutus dua pintu masuk utama bantuan kemanusiaan, menghentikan sistem medis yang dimaksud dimaksud lumpuh, juga memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke utara menuju wilayah Gaza yang dimaksud mana sekarang dibom. lahan terlantar dengan sedikit tempat berlindung atau layanan.
Pengacara Adila Hassim mengatakan dalam situasi seperti ini, kegagalan bantuan kemanusiaan tiada dapat dilihat sebagai tindakan apapun kecuali tindakan yang digunakan sengaja memusnahkan kehidupan warga Palestina. Kelaparan hingga kelaparan, menghalangi bantuan saat menghadapi kelaparan, lalu pembunuhan sedikitnya 200 pekerja bantuan.
“Agar perintah pengadilan sebelumnya efektif, agar bantuan kemanusiaan dapat segera diberikan kemudian dalam skala besar, Israel harus diperintahkan untuk menghentikan serangan militernya.”
Pembelaan Israel
Israel, yang digunakan menyerang klaim Afrika Selatan bahwa mereka itu itu sudah pernah melanggar konvensi genosida tahun 1948, lalu juga menyebutnya bukan berdasar, akan menyampaikan tanggapannya dalam sidang pada hari ini.
Dikatakan bahwa kampanye dalam tempat Gaza adalah perang pertahanan diri, setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang dimaksud mana menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Sekitar 250 orang lainnya disandera.
Dalam argumen sebelumnya, Israel mengatakan bahwa dia menghormati hukum kemanusiaan internasional, berpendapat bahwa pemanfaatan warga sipil sebagai tameng manusia oleh Hamas sudah pernah berkontribusi terhadap tingginya bilangan bulat kematian, serta mengatakan bahwa merekan sudah pernah meningkatkan bantuan kemanusiaan sesuai perintah ICJ.
Pemerintah Israel, yang dimaksud berjanji untuk “menghancurkan” Hamas, mengatakan serangan ke Rafah diperlukan dikarenakan para pejuang berlindung pada antara warga sipil yang mana digunakan melarikan diri ke sana atas perintah Israel.
Namun, operasi darat hal itu mendapat tentangan bahkan dari sekutu terdekat Israel, di tempat area mana Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan awal pekan ini bahwa Washington belum melihat “rencana yang digunakan hal itu kredibel” untuk melindungi warga sipil.
Blinken juga memperingatkan bahwa kampanye militer Israel saat ini mengancam akan menciptakan pemberontakan atau kekacauan yang tersebut digunakan disertai kekerasan dalam area Gaza.
Tank-tank yang tersebut dimaksud dikirim ke kamp pengungsi Jabaliya pada area Gaza utara pada hari Kamis diserang dengan roket anti-tank serta mortir, yang mana mana menggarisbawahi tantangan yang dimaksud itu dihadapi Israel meskipun Israel miliki keunggulan dalam persenjataan dan juga juga kendali atas seluruh perbatasan darat serta laut.
Pertempuran itu begitu sengit sehingga lima tentara Israel tewas dalam insiden tembak-menembak.
Pertempuran kemudian kematian dalam area Jabaliya terjadi beberapa bulan setelah militer Israel mengeklaim pada akhir Desember bahwa merek sudah mendekati “kendali operasional penuh” pada area wilayah utara. Pasukan Israel sudah pernah mendirikan pos pemeriksaan yang hal tersebut memotong Kota Gaza serta daerah sekitarnya dari selatan.
Pasukan Israel mengebom Rafah secara besar-besaran pada hari Kamis tanpa berhasil mencapai daratan. Sekitar 600.000 orang sudah mengungsi ke wilayah lain di area dalam Gaza, sebagian besar dari merek itu sudah beberapa kali mengungsi sejak Israel melancarkan perang.
Bantuan Kemanusiaan
Sementara itu, dilansir Reuters, kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, memperingatkan bahwa stok makanan makin menipis setelah serangan terhadap Rafah secara efektif memutus impor bantuan melalui dua penyeberangan selatan yang merupakan pintu masuk utama. Griffiths mengatakan operasi kemanusiaan “benar-benar terhenti”.
PBB, Israel, lalu Amerika Serikat setuju beberapa minggu yang dimaksud dimaksud lalu bahwa bantuan harus mencapai jumlah agregat keseluruhan sebelum perang yaitu 500 truk per hari untuk mulai memenuhi kebutuhan yang digunakan dimaksud besar. Data PBB menunjukkan bahwa selama 10 hari terakhir, belaka hanya enam truk yang digunakan mana sanggup jadi menyeberang.
Adapun AS sudah pernah lama memasang dermaga terapung sementara di tempat area sebuah pantai dalam dalam utara Gaza, kemudian juga PBB sedang menyelesaikan rencana untuk mendistribusikan bantuan yang dimaksud digunakan dikirim dengan cara ini, namun cara ini kurang efisien dan juga juga sangat lebih banyak tinggi mahal dibandingkan mengirimkannya dengan kendaraan melalui penyeberangan perbatasan yang dimaksud dikendalikan oleh Israel.
Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan: “Untuk mencegah kengerian kelaparan, kita harus menggunakan rute tercepat dan juga juga paling jelas untuk menjangkau warga Gaza dan juga juga untuk itu, kita memerlukan akses melalui darat sekarang.”