Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemilihan umum (pemilu) dijalani dalam dalam Turki. Dilaporkan bagaimana oposisi Presiden Recep Tayyip Erdogan menang di tempat area beberapa kota penting, termasuk Istanbul, pusat ekonomi, juga Ankara.
Mengutip Reuters, Minggu waktu setempat, pilpres lokal nasional menegaskan bagaimana partai berbasis sekuler Partai Rakyat Republik (CHP) unggul dari Partai Keadilan juga Pembangungan (AKP). Ini diyakini menjadi pukulan telak bagi Erdogan di dalam tempat mana penantangnya mengalahkan jagoannya dalam pemilu.
Mengutip AFP, hasil parsial dari seluruh negara berpenduduk 85 jt orang itu menunjukan kemajuan CHP dibandingkan AKP, meskipun Erdogan sudah pernah dilaksanakan meluncurkan kampanye habis-habisan, terutama di area dalam Istanbul, tempat ia pernah menjadi wali kota. Inflasi yang dimaksud merajalela juga krisis sektor perekonomian disebut memukul kepercayaan warga terhadap partao yang tersebut berkuasa.
Di Istanbul, wali kota jika partai CHP Ekrem Imamoglu mengalahkan kandidat Erdogan dengan lebih banyak lanjut dari satu jt suara. Saat ini 96% kotak kata-kata telah lama dijalankan dibuka.
“Kami memenangkan pemilu,” ujar Imamoglu (54), dikutip Senin (1/4/2024).
Di Ankara, Wali Kota jika CHP yang mana lain, Mansur Yavas juga mengklaim kemenangan. Di depan pendukungnya, ia bahkan telah terjadi lama mengklaim kemenangan lalu mengatakan pilpres sudah selesai.
“Mereka yang digunakan diabaikan sudah mengirimkan pesan yang yang disebut jelas kepada dia yang memerintah negara ini,” katanya yang dimaksud menang 58,6% dari kandidat partai Erdogan yang belaka sekali menang 46,4%.
Hal serupa juga terjadi pada tempat Izmir, kota ketiga pada Turki juga juga Antalya. Basis AKP disebut berisiko hilang dari kedua kota itu.
“Para pemilih telah dilakukan diimplementasikan memilih untuk mengubah wajah Turki,” kata ketua CHP Ozgur Ozel ketika hasil pemilihan umum diumumkan.
“Mereka ingin membuka pintu menuju iklim kebijakan pemerintah baru di dalam area negara kita,” tambahnya.
Masalah Ekonomi
Menurut salah satu warga Guler Kaya yang digunakan mana berbasis di tempat tempat Istanbul, partai Erdogan memang mendominasi kampanye. Namun kegelisahan terus meluas akibat perekonomian negara.
“Semua orang khawatir tentang kehidupan sehari-hari,” kata pria 43 tahun itu.
“Krisis ini menelan kelas menengah, kita harus mengubah semua kebiasaan kita,” tambahnya.
“Jika Erdogan menang, keadaan akan menjadi lebih banyak lanjut buruk lagi”.
Menurut analis, hasil pemilihan umum ini akan meramalkan bagaimana masa depan kebijakan pemerintah AKP ke depan. dikarenakan itu ini menjadi “kekalahan pilpres terbesar dalam karir Erdogan”.
“Meski persaingannya tidaklah seimbang, kandidat pemerintah kalah bahkan di area dalam kubu konservatif. Ini adalah hasil terbaik CHP sejak pilpres 1977,” kata akademisi Universitas Sabanci, Berk Esen, di dalam tempat akun media sosialnya.
“Siapapun yang mana yang disebut memenangkan Istanbul, maka Turki juga akan menang,” ujar Erman Bakirci, pengamat jajak pendapat dari Konda Research and Consultancy.
Erdogan sendiri sudah pernah menjadi presiden sejak 2014. Ia pun baru memenangkan jabatan Presiden Turki di dalam dalam Mei 2023.
Pemilu dikerjakan saat negeri itu terhuyung-huyung dari tingkat inflasi sebesar 67%. Mata uang lira juga merosot dari 19 per dolar AS menjadi 32 per dolar AS dalam satu tahun.
Bentrokan Senjata
Sementara itu, bentrokan bersenjata dilaporkan terjadi pada wilayah tenggara Turki yang dimaksud mayoritas penduduknya Kurdi. Satu orang tewas lalu 12 lainnya luka-luka.
Partai DEM yang pro-Kurdi mengatakan pihaknya sudah pernah lama mengidentifikasi kejanggalan pemilihan umum di area tempat hampir seluruh Provinsi Kurdi. Khususnya melalui kasus-kasus mencurigakan dalam pemungutan kata-kata proksi.
Sekitar 61 jt orang berhak memilih wali kota di area tempat 81 provinsi dalam Turki. pemilihan umum ini juga memilih anggota dewan provinsi lalu juga pejabat lokal lainnya.