Bantul,REDAKSI17.COM – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY kembali menggelar pantauan langsung harga dan ketersediaan komoditas pangan di pasar tradisional. Pada pantauan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru di Pasar Piyungan dan Pasar Lelang Cabe Piyungan, terpantau komoditas cabe mengalami lonjakan harga cukup tinggi.
Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY, Eling Priswanto pada Selasa (02/12) mengatakan, pantauan harga dan stok komoditas pangan jelang HBKN ini merupakan kegiatan rutin TPID DIY. Pantauan langsung ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti kondisi di lapangan, dengan harapan stok aman dan kenaikan harga dalam batas wajar.
“Harga naik jelang hari besar itu wajar. Tapi tentu kami bersama unsur lain di TPID DIY berharap kenaikannya masih terkendali. Dan dari pantauan kami hari ini, yang naik cukup banyak ada cabe merah, baik yang rawit maupun keriting,” ungkap Wawan.
Wawan menuturkan, harga komoditas pangan yang terus bisa dikendalikan dan stok yang selalu tersedia tentu penting bagi masyarakat sebagai konsumen. Belum lagi dari pihak pemerintah juga masih memiliki tanggung jawab untuk memenuhi permintaan bahan pangan terkait MBG.
“Kita lihat, cuaca juga akhir-akhir ini kurang bersahabat, sehingga beberapa wilayah Indonesia mengalami bencana alam. Tentu sedikit banyak hal ini akan mempengaruhi stok dan harga bahan pangan. Tapi semoga DIY tetap aman ke depannya,” imbuhnya.
Wawan berharap kabupaten/kota dapat memperkuat kerja sama antar daerah atau mencari pemasok bahan pangan lain dari yang biasanya, sebagai upaya antisipasi kurangnya stok bahan pangan. “Jangan sampai kita saling berebut, sehingga terjadi perang harga. Kita berharap semoga hal itu tidak terjadi di DIY,” imbuhnya.
Dari hasil pantauan TPID di Pasar Piyungan, diketahui harga cabe rawit merah mencapai Rp63.000 perkg, sedangkan cabe keriting merah harganya Rp55.000 perkg. Untuk harga bawang merah berkisar Rp45.000-Rp48.000 perkg, naik dari sebelumnya Rp30.000 perkg. Sementara harga terkini bawang putih mencapai Rp40.000 perkg.
Tak hanya itu, harga sayuran pun mengalami kenaikan. Wortel misalnya, naik dari Rp12.000 perkg menjadi Rp16.000 perkg. Tomat buah pun saat ini mencapai Rp13.000 perkg, untuk tomat biasa harganya Rp10.000 perkg. Sedangkan telur dan daging ayam mengalami sedikit kenaikan. masing-masing Rp 28.000 dan Rp37.000 perkg.
Sementara itu, Ketua Pasar Lelang Cabe Piyungan, Suhadiyana mengatakan, pihaknya sangat berupaya harga cabe agar tidak mencapai harga Rp100.000 perkg. Harga yang terlalu tinggi bukan berarti menguntungkan petani dan pedagang, justru persaingan menjadi tidak sehat sehingga dapat saling menjatuhkan.
“Harapan utama kami hanya jangan sampai terjadi kelangkaan barang. Kami yang penting di sini pemberdayaan masyarakat berjalan, profit masih yang ke sekian. Dan alhamdulillah kami bisa terus melakukan lelang tanpa mengenal musim, karena kami selalu memprioritaskan pedagang lokal,” imbuhnya.
Hadi mengatakan, pihaknya terus berupaya mempertahankan kualitas cabe yang dilelang. Pelelangan pun selalu mengutamakan para pedagang lokal dari pasar besar di sekitar lokasi pasar lelang. Jika jumlah cabe yang disetorkan para petani berlebih, maka langsung dikirim ke pasar induk yang berada di Pakem, Sleman.
“Proses lelang kami rutin tiga kali seminggu, terakhir baru semalam kami melakukan lelang dan harga cabe rawit merah di kami per 1 Desember 2025 Rp60.000 perkg. Selain itu kami ada varietas baru untuk cabe rawit merah, yakni Brengos, harganya Rp63.139 perkg,” imbuhnya.
Dalam pantauan ini, turut hadir Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Sri Nuryanti dan perwakilan dari Bank Indonesia Yogyakarta.
HUMAS DIY




