Jakarta,REDAKSI17.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan tiga negara di area tempat dunia masih melanjutkan kebijakan larangan ekspor beras pada 2024.
Sayangnya, Airlangga tiada merinci daftar negara tersebut. Dia semata-mata belaka mengungkapkan bahwa larangan ekspor beras dijalani oleh enam negara pada 2023. Enam negara itu a.l. India, Rusia, Bangladesh, Myanmar, UEA serta Uganda.
“Tiga negara lanjut pada tempat tahun 2024,” tegas Airlangga dalam sidang Mahkamah Konstitusi, Jumat (5/4/2024).
Airlangga menjelaskan kondisi semakin mengupayakan kenaikan biaya beras dunia. Harga beras di area area Thailand itu mencapai US$ 624 per ton atau naik 28 persen. Ia menambahkan beras di tempat dalam Vietnam juga naik harganya jadi US$ 614 per ton naik 41,9%.
Adapun, larangan ekspor ini ditenggarai oleh kondisi ekstrem cuaca global yang digunakan dimaksud menekan produksi beras. BMKG juga beberapa pusat iklim global memprediksi El Nino akan bertahan hingga periode Desember 2023 lalu bisa jadi jadi berlanjut pada JanuarI-Februari 2024. Fenomena ini menyebabkan penurunan produksi beras pada tempat dalam negeri.
“Kita lihat produksi beras sampai Juli-Februari 2024 turun 5,88 juita ton,” ujar Airlangga.
Hal ini lah yang tersebut melatarbelakangi pemerintah Indonesia menggelontorkan bantuan beras 10 Kg kepada 22 jt keluarga penerima manfaat.
Menurut Airlangga, tak semata-mata sekali Indonesia yang menyalurkan bantuan sosial untuk mengatasi krisis pangan, negara-negara lain yang tersebut yang disebut memberikan bansos, seperti misalnya India yang tersebut dimaksud memberikan bantuan sereal atau minyak, subsidi pupuk untuk 800 jt orang.
Tak semata-mata itu Filipina juga memberikan bantuan tunai kepada petani setara Rp 3,4 triliun pada September 2023. “AS berikan bantuan food stem 21,6 jt rumah tangga dengan paket bantuan inflasi yang tersebut mana setara dengan Rp 17juta kemudian juga perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem Rp 835 triliun,” jelas Airlangga.





