Jakarta,REDAKSI17.COM – Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo menegaskan bahwa Patroli Dialogis Presisi menjadi salah satu strategi utama dalam percepatan transformasi Polri untuk memperkuat pelayanan publik dan kehadiran polisi di tingkat akar rumput. Program ini menekankan pola komunikasi dua arah antara petugas dan masyarakat, sehingga polisi tidak hanya hadir menjaga keamanan, tetapi juga menyerap aspirasi, memberikan edukasi, serta menawarkan solusi atas persoalan warga.
Dedi menjelaskan bahwa patroli dialogis bukan sekadar kegiatan rutin berkeliling di area rawan.
“Ini adalah wujud nyata kehadiran polisi tanpa sekat. Masyarakat harus merasakan bahwa polisi siap melindungi, melayani, dan mengayomi,” ujarnya di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Dalam praktiknya, Polri menerapkan pola park, walk, talk (PWT). Petugas memarkir kendaraan di lokasi publik sebagai simbol kehadiran, berjalan kaki untuk mengamati situasi dan mendekatkan diri dengan warga, lalu aktif menyapa untuk membuka ruang dialog.
Pendekatan ini menjadi bagian dari penguatan community policing yang menargetkan seluruh lapisan masyarakat agar semakin sadar menjaga keamanan lingkungan.
Sebelumnya, Dalam rapat bersama Komisi III DPR (18/11/2025), Dedi mengatakan Polri terus berbenah dan memperbaiki pelayanan untuk publik. Dedi mengatakan personel Polri hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengatasi masalah atau sebagai problem solver.
Dedi menyebut banyaknya masukan dari masyarakat terkait kualitas layanan, khususnya di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
“Perbaikan pelayanan publik menjadi prioritas. Kami sudah menyiapkan peta jalan peningkatan kualitas layanan dari tingkat polsek hingga Mabes,” kata Dedi.
Ia menambahkan bahwa Patroli Dialogis Presisi merupakan salah satu instrumen penting dalam memastikan polisi hadir sebagai problem solver di tengah masyarakat.



