GONDOKUSUMAN,REDAKSI17.COM — Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi atas kehadiran komunitas Sekar Kawung dalam Pameran Ranggalawe. Pameran yang diselenggarakan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) pada hari ini, Jumat (18/7) menjadi bukti bahwa PDIN adalah rumah yang ramah bagi berbagai bentuk ekspresi budaya.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Kadri Renggono. “Pameran ini menjadi simbol harapan kami bahwa PDIN bukan hanya milik Yogyakarta, tetapi milik seluruh ekosistem kreatif Indonesia yang ingin tumbuh dengan semangat kolaboratif dan keberlanjutan,” jelas Kadri Renggono saat sambutan.
Ia berharap, pameran ini menjadi ruang perjumpaan lintas komunitas, pembelajaran bersama, serta pemantik lahirnya gagasan baru yang berpijak pada pengetahuan lokal. Selain itu, Pameran Ranggalawe hadir sebagai pengingat penting bahwa keberagaman adalah kekayaan.
Dimana melalui benang-benang lokal, pewarna alami, teknik tenun tradisional, hingga filosofi hidup masyarakat, pameran ini menampilkan kekuatan identitas kultural Indonesia yang patut dijaga dan dikembangkan.

Tambahnya. Pemeran Ranggalawe yang diselenggarakan di PDIN, yang didirikan sebagai ekosistem kreatif berbasis nilai, inovasi, dan kolaborasi, menunjukkan perannya sebagai ruang yang terbuka tidak hanya bagi desain modern, tetapi juga bagi ekspresi budaya yang hidup dan berpijak pada akar tradisi.
Sementara itu, Produser Pemeran Ranggalawe sekaligus Ketua Yayasan Sekar Kawung Chandra Kirana menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat.

Baik kepada para pengrajin, kurator, produser, komunitas pendukung, karena telah menunjukkan kain bukan hanya produk, tetapi narasi.
“Kami terus berusaha mengkontekstualisasikan karya supaya bisa terintegrasi ke pasar. Dengan menenun saya bisa tahu, serat dari daun widuri sangatlah indah sekali, berkilau dan halus. Semakin mendalaminya saya explore dari Sumba sampai akhirnya ke Tuban belajar dan melihat, dari biji kapas sampai jadi batik,” ungkapnya.

Menurutnya, kerjasama antara Kota Yogyakarta melalui Komunitas Sekar Kawung dan penenun dari Kabupaten Tuban yang merupakan desa tenun di Indonesia ini bisa terus berkolaborasi, belajar dan berinovasi. Sehingga tenun batik tak hilang oleh perkembangan zaman.