Jakarta, REDAKSI17.COM – Sejumlah penjual mobil bekas di tempat area Bursa Mobil WTC Mangga Dua, mengakui bahwa mobil listrik bekas sulit laku di tempat dalam pasaran, ketimbang pemasaran mobil bekas bertenaga materi bakar fosil. Sebab katanya, banyak dari warga yang digunakan dimaksud masih mempertimbangkan sel dari mobil listrik itu sendiri.
Dari pantauan CNBC Indonesia pada lokasi kemarin, Rabu (12/6/2024), nampak beberapa mobil listrik keluaran Wuling tipe Air EV yang tersebut yang disebut terparkir rapih dengan kondisi mulus dalam showroom milik para pedagang.
Insan, salah seseorang penjual dalam Bursa Mobil WTC Mangga Dua menyebut, biaya akumulator dari kendaraan listrik yang hal itu mahal menciptakan penduduk masih enggan untuk membeli. Pasalnya, tarif baterainya sendiri semata-mata sudah setengah dari nilai tukar mobil.
“Faktor yang dimaksud dimaksud pertama, ya itu dikarenakan baterainya yang dimaksud mahal, harganya lebih tinggi besar dari setengahnya atau 50% dari nilai tukar mobil,” kata Insan saat ditemui CNBC Indonesia.
Selain itu, lanjut dia, faktor arus lalu lintas dalam Indonesia yang tersebut yang cenderung macet, sehingga banyak pengguna mobil listrik yang digunakan khawatir batre mobilnya akan habis pada dalam tengah perjalanan, atau bahkan dalam tengah hiruk pikuk padatnya lalu lintas.
“Kedua, Wuling ini kan dari China, kalau di area area sana lalu lintas cenderung lancar ya, sedangkan pada kita kan macet, jadi itu baterainya gak dapat diprediksi, mungkin orang takut penyimpan daya habis juga. Itu faktor kenapa orang kurang tertarik serupa mobil listrik kalau menurut saya,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan, Jerry (nama samaran), ia menyebut pemasaran mobil listrik belakangan ini memang cenderung melemah, kemudian faktor penyimpan daya yang tersebut yang disebut mahal menjadi pemicu kurangnya minat rakyat untuk membeli mobil listrik bekas.
“Harga baterainya mahal. Tapi urusan kondisi sel mobil kan ada garansi 8 tahun, itu sih nggak ada permasalahan ya. Cuma ya mungkin ada lah keresahan dari masyarakat,” kata Jerry.
Bahkan, baik Insan maupun Jerry pun enggan untuk menggantikan akumulator mobil listrik yang mana dimaksud dijualnya. Mereka mengedarkan apa adanya, sebagaimana kondisi saat merek beli.
“Ini masih bawaan (pabrik) dong, kita nggak mungkin gantiin baterai, yah pasti kita rugi, nggak mungkin mampu jual, batrenya belaka 50% nilai mobil kok,” kata Insan.
Sementara itu, Jerry menyebut kondisi akumulator dari mobil listrik yang dimaksud digunakan dijualnya masih bagus, sehingga menurutnya buat apa diganti, apalagi ada garansi batre selama 8 tahun dari pihak Wuling-nya.
![]() Sejumlah mobil listrik terparkir pada area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (16/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
“Nggak (diganti) dong, saya nggak mungkin ganti baru, bawaan pabrik. Karena kondisinya pas dijual masih bagus. Lagian kan ada garansi 8 tahun dari Wuling-nya,” tutup Jerry.
Fakta Harga Mobil Listrik Bekas Terjun Bebas
Sementara itu, Jerry membantah bahwa nilai jual mobil listrik bekas anjlok atau terjun bebas. Pasalnya, menurut dia, biaya jual mobil listrik bekas masih masuk ke dalam nilai yang mana mana wajar, bukan mengalami penurunan yang hal tersebut signifikan dari nilai tukar jual barunya.
“Dibilang anjlok nggak sih, kan nilai tukar jual tergantung kondisi mobilnya. Saya jual Wuling Air EV Long Range dalam tarif Rp198 juta, nilai tukar barunya kan sekitar Rp260 jt setelah subsidi pemerintah. Jarak (harganya) nggak sangat jarak jauh kan? Antara yang digunakan dimaksud baru sebanding yang mana digunakan bekas. Berarti anjlok nggak? Engga dong, masih tarif jual wajar itu,” kata Jerry.
Menurutnya, perbedaan biaya sekitar Rp62 jt dari harga jual jual jual baru mobil listrik itu tidaklah begitu signifikan. Pasalnya, mobil listrik bekas yang dimaksud digunakan dijualnya ini merupakan keluaran tahun 2022, yang dimaksud mana itu artinya sudah berumur 2 tahun.
“Untuk umur yang dimaksud yang 2 tahun turunnya cuma Rp60 jt sih masih wajar ya, jadi nggak anjlok kalau saya bilang,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan penjual mobil bekas lainnya, Insan. Ia menyebut tak ada perbedaan atau penurunan harga jual jual yang mana digunakan signifikan dari nilai jual jual mobil listrik baru dengan bekas. Hanya hanya sekali memang, katanya, saat ini peminat mobil listrik bekas sedang rendah.
“Dibilang anjlok sih ngga ya, tarif mobil listrik bekas masih standar saja. Cuma memang peminatnya lagi kurang sekarang. Ini stok sudah lama, belum laku-laku. Di situ (showroom lain) juga ada tiga unit sudah lama nggak laku-laku. Marketnya memang lagi lemah,” kata Insan.