Jakarta, REDAKSI17.COM – Samsung Electronics punya kabar baik untuk tukang jualan HP. Konglomerasi Korea Selatan hal yang disebut menyatakan permintaan atas hasil elektronik termasuk HP mulai membaik pada 2024.
Meskipun terkenal sebagai brand HP, Samsung juga merupakan salah satu produsen komponen perangkat mobile juga juga komputer terbesar pada area dunia.
Pada akhir 2023, profit Samsung anjlok 34 persen. Penyebabnya adalah permintaan yang mana mana masih lemah dalam berbagai bidang industri elektroniknya.
Namun, Samsung memperkirakan produsen HP juga laptop dalam seluruh dunia mulai menggenjot produksinya pada awal 2024. Kenaikan produksi itu calon meningkatkan permintaan atas chip buatan Samsung, terutama chip terkait teknologi kecerdasan buatan (AI). Perbaikan permintaan juga diperkirakan datang dari pergantian chip memori pada data center.
Menurut Samsung, raksasa manufaktur elektronik pada China mulai meningkatkan pembelian chip memori pada kuartal terakhir 2023. Pabrik HP kemudian laptop mulai membeli chip memori baru setelah beberapa tahun hanya sekali sekadar mengandalkan stok chip mereka.
“Pada 2024, perusahaan memori kami memperkirakan pemulihan pasar akan berlanjut meskipun berhadapan dengan tantangan potensial seperti suku bunga kemudian isu geopolitik,” kata Samsung dalam pernyataan yang tersebut dimaksud dikutip Reuters, Rabu (31/1/2024).
Laba operasi Samsung anjlok menjadi 2,8 triliun won (Rp 33,24 triliun) pada Oktober-Desember 2023 jika dibandingkan dengan periode yang dimaksud serupa tahun sebelumnya.
Bisnis chip Samsung mencetak kerugian terbesar sepanjang sejarah pada 2023 yaitu 14,9 triliun won (Rp 176,9 triliun), berbalik dari laba 23,8 triliun won pada 2022.
Samsung menunjukkan perbaikan kinerja pada akhir 2023. Laba Samsung membaik setelah terpukul oleh kinerja buruk di tempat dalam industri chip akibat permintaan yang digunakan dimaksud lemah dari para pabrikan gadget.
Kerugian dalam bidang perniagaan chip memori Samsung pada periode terakhir 2023 menyusut menjadi 2,18 triliun won dari 3,75 triliun won pada periode Juli-September 2023.