TEGALREJO,REDAKSI17.COM — Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan harapan besar kepada para pelajar di Kota Yogyakarta, khususnya mereka yang tengah menempuh pendidikan di tingkat SMA dan perguruan tinggi untuk membentuk karakter kepemimpinan dan peningkatan soft skill guna menghadapi masa depan bangsa.
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat menjadi narasumber pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (FORTASI) dan Pembekalan ISMUBA SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang berlangsung di Grha As-Sakinah, Rabu (16/7).
Menurut Hasto, saat ini Indonesia tengah memasuki masa krusial yang disebutnya sebagai golden time, yakni periode 10 tahun ke depan menuju 2035.
Pada masa ini, kualitas generasi muda sangat menentukan apakah bangsa ini mampu keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan bergerak menuju kesejahteraan yang lebih merata.
“Kita sangat tergantung pada mereka. Mereka yang saat ini duduk di bangku SMA atau kuliah di semester awal, merekalah yang akan memimpin kita keluar dari keterpurukan. Oleh karena itu, mereka harus benar-benar memahami pentingnya kepemimpinan dan menjauhi mental disolder,” jelas Hasto saat ditemui.
Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan yang dibutuhkan bukan hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh tiga aspek penting yakni business entrepreneurship, social entrepreneurship, dan human entrepreneurship.
Ketiga model kepemimpinan ini, menurutnya, harus dikuasai oleh generasi muda agar mampu menjadi agen perubahan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Hasto juga menyoroti pentingnya berdikari dalam bidang ekonomi serta penguatan ideologi generasi muda agar tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar.

“Dalam human capital index saat ini, bahwa keterampilan tinggi (high skill) menjadi salah satu tolak ukur daya ungkit seseorang dalam suatu organisasi,” ungkapnya.
Sebagai contoh, Hasto menyebut lulusan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (SMA Muhi) sebagai salah satu potensi yang memiliki human capital index yang baik. Selain memiliki jiwa kepemimpinan, lulusan ini juga diharapkan menjadi agen perubahan, dimulai dari perubahan dalam diri sendiri.
Ia juga menekankan pentingnya karakter, selain prestasi akademik. “Jangan sampai banyak pelajar terlalu fokus mengejar nilai dan indeks prestasi kumulatif (IPK), tetapi mengabaikan kesehatan mental dan karakter. Karakter harus dibentuk sejak dini, dan mental disolder yang hanya mengikuti tanpa berpikir kritis harus dihilangkan,” tegasnya.
Pihaknya juga mendukung program perbaikan gizi nasional yang tengah digalakkan oleh Presiden RI, dan berharap hal tersebut sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta H. Hery Nugroho terima kasih kepada Wali Kota Yogyakarta yang sudah hadir secara langsung dan bersilaturahmi bersama para anak didik yang baru.
Menurutnya, MPLS sangatlah penting. Dimana dalam pembekalan tahun ini SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga menambahkan pembekalan al islam, kemuhammadiyahan dan bahasa arab.
“Untuk tahun ini pendaftar di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta cukup memiliki antusias peserta yang tinggi. Dimana pendaftarnya sebanyak 1.164 peserta, namun yang diterima berjumlah 432 peserta didik baru,” ujarnya.

Tak hanya itu, SMA Muhi ini juga memiliki segudang prestasi. Hingga saat ini ada sekitar 763 prestasi yang diraih oleh para pelajarnya.
Ia berharap, dengan adanya MPLS ini para siswa dapat memiliki bekal akhlak yang baik, berkarakter, serta terus mengejar prestasi di kemudian hari.
“Kami sangat bangga kepada para pelajar yang hingga saat ini terus berprestasi. Selain itu, 70 persen siswa juga sudah diterima di perguruan negeri favorit dan luar negeri. Ini membuktikan sekolah SMA Muhi memiliki segudang prestasi dengan mengedepankan karakter, berakhlak dan berilmu,” jelasnya.