Home / Ekobis / Pelaku Pasar Tunggu Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Lanjut Turun

Pelaku Pasar Tunggu Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Lanjut Turun

Pelaku Pasar Tunggu Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Lanjut Turun

Jakarta, REDAKSI17.COM Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang yang dimaksud dimaksud melonjak tinggi kemudian sikap wait and see pasar perihal Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI perihal suku bunga.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah tipis dalam dalam nomor Rp15.560/US$ atau turun sebesar 0,06%. Pelemahan ini terjadi dalam dua hari beruntun.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 8.50 WIB naik 0,36% menjadi 102,77. Angka ini lebih besar lanjut tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Senin (15/1/2024) yang hal itu berada di area dalam hitungan 102,4.

Tekanan terhadap rupiah hari ini tampak dalam tengah utang Indonesia yang digunakan digunakan mengalami kenaikan serta sikap wait and see pelaku pasar perihal suku bunga BI.

Kemarin (15/1/2024), BI mencatatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia untuk periode November 2023 sebesar US$400,9 miliar, tumbuh 2% secara tahunan (yoy).

Erwin Haryono, Asisten Gubernur BI memaparkan bahwa perkembangan ULN hal itu terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global yang dimaksud berdampak pada meningkatnya nomor statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS.

Utang yang tersebut itu semakin meningkat ini sedikit memberi tekanan bagi rupiah mengingat hasil ini bukan cukup baik khususnya kegelisahan pelaku pasar atas kemampuan Indonesia dalam mengelola utang dan juga juga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kendati demikian, hingga saat ini, utang RI masih cukup terkendali lalu aman.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu hasil RDG BI perihal suku bunga yang digunakan digunakan akan diumumkan besok (17/1/2024).

Konsensus pasar yang dimaksud dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di area dalam level 6,00%.

Suku bunga Deposit Facility saat ini berada di area area posisi 5,25% kemudian suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Jika BI rate benar-benar kembali ditahan dalam level 6%, maka ini menjadi kali ketiga BI menahan pada level itu setelah sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.

BI kemungkinan besar akan menahan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tempat area tengah sudah melandainya inflasi Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *