Sentolo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kalurahan Tuksono membangun Kampung Tradisional dan Balai Budaya yang bersumber dari Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta senilai Rp 1.622.460.000;. Kalurahan Tuksono merupakan salah satu Kalurahan Mandiri Budaya di Kulon Progo yang berada di kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Desa ini termasuk desa yang rutin mengadakan Upacara Adat, salah satunya yakni Upacara Adat Bersih Dusun dan Luwaran, sehingga Desa Budaya Tuksono semakin di kenal di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Pembangunan Balai Budaya ini merupakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk sentra kerajinan serat alam dan pengemasan kuliner tahu.
Zainuri selaku Lurah dari Desa Tuksono, dalam sambutannya menyampaikan harapan dari pembangunan kampung tradisional dan balai budaya Tuksono agar berdampak pada ekonomi masyarakat.
“Harapan ke depan Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono dapat menjadi area pemberdayaan masyarakat di bidang pelestarian adat dan tradisi, kesenian lokal, kuliner, kerajinan dan pariwisata yang akhirnya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, mengurangi kemiskinan dan pengangguran”, harap Zainuri.
Pembangunan Kampung tradisional dan Balai Budaya Tuksono tidak hanya berupa bangunan Balai Budaya, melainkan juga menjadi tempat pembinaan potensi dan kekayaan lokal. Sehingga diharapkan adanya komitmen dari semua pihak, agar secara berkelanjutan dapat mengisi kegiatan pemberdayaan masyarakat di Balai Budaya tersebut.
“Nanti perlu adanya komitmen dari semua pihak, tidak sekedar bahwa bangunan itu ada tetapi harus ada komitmen bagaimana mengisi dan kemudian menjaganya menjadi sesuatu yang kemudian berlanjut”, jelas Ni Made.
Selain komitmen, juga dibutuhkan kreativitas dan inovasi agar eksistensi kampung tradisional Tuksono terjaga dan dikenal masyarakat luas.
“Untuk menjaga keberlangsungan dari aktivitas Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono, perlu adanya kreativitas dan inovasi, serta peningkatan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana marketing. Jadi bagaimana cara memasarkan, agar orang tahu bahwa di Tuksono tidak hanya sebagai kawasan Industri, namun juga ada aktivitas kreativitas masyarakat”, kata Ni Made.
Aris Eko Nugroho, S.P.,M.Si. selaku Paniradya Pati Kaistimewan menyampaikan bahwa tantangan terbesar, bukan pembangunan fisik melainkan keberlangsungan aktivitas di Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono itu sendiri.
“Pembangunan fisik ini hanya salah satu sarana prasarana, tetapi yang paling penting adalah bagaimana fisik ini nanti bisa beroperasi dengan optimal. Tuksono juga menjadi bagian bentuk baru, di mana ada Balai Budaya sekaligus Kampung tradisional. Harapan kita dengan adanya kolaborasi antara keinginan aktivitas di dalam rangkaian budaya ini bisa menjadi pembeda dari tempat lainnya”, jelas Aris.
Sumber : MC.Kab.Kulon Progo/humas
Pewarta : Gie