Jakarta, REDAKSI17.COM – Anggota KPU August Mellaz hadir  secara daring sebagai narasumber Seminar Pendidikan Pengetahuan Politik dengan tema, “Santun Memilih, Menjaga Kesatuan Bangsa”, yang digelar Komisi PPSDI-PPK GPIB Zebaoth Bogor, Sabtu (11/11/2023).

Mellaz juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diketahui oleh masyarakat terkait tahapan daftar pemilih, pencalonan, hingga kampanye. Jika belum terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) segera lapor ke PPS atau bisa datang langsung ke Kantor KPU kabupaten/Kota setempat atau untuk mengecek sudah terdaftar bisa di cekdptonline.kpu.go.id.

Terkait tahapan yang sedang berlangsung saat ini, KPU akan melakukan penetapan dan pengundian  nomor urut pada Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 13-14 November 2023. Sedangkan tahapan kampanye akan berlangsung pada 28 November 2023 – 10 Februari 2024.

Selanjutnya Mellaz juga menjelaskan bahwa dalam konteks rekapitulasi DPT totalnya  sebesar  204.807.222  pemilih yang sudah terdaftar dengan rincian dalam negeri 203.056.748 pemilih dan luar negeri 1.750.474 pemilih.

Dalam konteks generasi terdapat satu hal yang berbeda untuk Pemilu 2024 mendatang, yakni  untuk generasi dibawah usia  40 tahun ke bawah sampai dengan pemula  usia 17 tahun pada 14 Februari 2024 mendatang itu sekitar 52 persen.

“Jadi mayoritas pemilih memang akan didominasikan anak muda, yang mau tidak mau dalam konteks perkembangan jaman sesuai juga dengan perkembangan teknologi informasi dan pemanfatannya. KPU dalam setiap tahapan menerapkan pemanfatan teknologi informasi dalam rangka mempermudah akses pemilih tentang Kepemiluan,” kata Mellaz.

Lanjut Mellaz, pada prinsipnya mereka yang sudah masuk dalam daftar pemilih itu dimungkinkan untuk memilih di tempat lain, misalnya berpindah tempat dari satu provinsi ke provinsi lain. Hal ini akan berkonsekuensi terhadap surat suara.

“Kaum milenial saat ini identik kedekatannya dengan medsos dan internet. Sementara di dua ranah itu banyak beredar hoaks, fitnah dan ujaran kebencian yang selalu terjadi jelang pemilu,” ungkap Mellaz.

Pemilih harus memiliki paradigma pemahaman “Pemilu sebagai sarana integrasi bangsa.” Secara teknis, pemilih harus: Hati-hati dengan judul provokatif; Cermati alamat situs; Periksa fakta; Cek keaslian foto/video; Ikut serta grup diskusi anti-hoaks.

Mellaz tidak lupa menyampaikan bahwa  tagline pemilu saat ini adalah Pemilu Sarana Integrasi Bangsa. Siapa pun nanti yang memenangkan penyelenggaraan Pemilu 2024 ini pada akhirnya sama sama akan menanggung beban bersama untuk bagaimana kemudian menjaga komitmen menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bingkai yang demokratis dan itu menjadi tanggung jawab kita bersama.

KPU sampai saat ini membuka ruang untuk bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dalam rangka memperluas jangkauan informasi dengan baik misalnya tentang Kepemiluan, tetapi juga subsansi dari mengorganisir komunitas dari masing-masing organisasi.

Perkembangan teknologi informasi memudahkan kita untuk menjangkau berbagai informasi , misalnya tentang profil, visi misi, platform, program baik yang disampaikan parpol peserta pemilu serta pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk bisa diakses.

Turut hadir juga narasumber dari Aktivisi dan pengamat politik, serta para peserta seminar dari beberapa unsur gerejawi.  (humas kpu james/foto:james/ed dio)