Home / Daerah / Pemda DIY Upayakan Pengentasan Kemiskinan Terus Berjalan di Tengah Efisiensi

Pemda DIY Upayakan Pengentasan Kemiskinan Terus Berjalan di Tengah Efisiensi

Yogyakarta (19/03/2025) REDAKSI17.COM – Meskipun terkena efisiensi anggaran, Pemda DIY tidak akan mengurangi pelaksanaan berbagai upaya, program atau aktivitas terkait penanganan kemiskinan. Upaya-upaya mengentas kemiskinan di DIY ini akan dipompa untuk terus berjalan, lantaran turut berdampak pada sektor lainnya, seperti kesehatan.

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengungkapkan hal demikian dalam Jumpa Pers Penyelenggaraan Yogyakarta City Race 10 K pada Selasa (18/03) di Griya Dhahar RB Yogyakarta. Beny menyebutkan, salah satu contoh program pengentasan kemiskinan yang tidak dikurangi, yakni Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU).

“Kami tidak mengurangi jaminan sosial bagi lanjut usia. Yang kemarin target tahun ini saya tambah 8.000, tapi karena kondisi semacam ini tidak kita tambah dulu, tetap targetnya 8.000. Tapi kan dari 8.000, dari penerima pertama sudah berkurang 1.270-an yang meninggal. Jadi bisa menambah yang baru yang belum masuk daftar. Jadi untuk penanganan kemiskinan tetap kita pompa jalannya, karena ini dampaknya ke stunting dan seterusnya rembesannya ke sana,” jelas Beny.

Selain itu, Beny pun menepis adanya kekhawatiran terkait pembangunan wilayah selatan DIY akibat efisiensi anggaran. Masih menjadi fokus dan prioritas pembangunan, Beny mengatakan bahwa anggaran dari Dana Keistimewaan pun dapat digunakan untuk mendukung pembangunan di daerah DIY bagian selatan ini. Untuk itu, koodinasi bersama para bupati dari kabupaten terkait akan dilakukan guna menyelaraskan berbagai kebijakan yang akan dilaksanakan.

Tak hanya menyelenggarakan Makan Bergizi Gratis dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Beny menyampaikan, sebagaimana arahan pemerintah pusat, saat ini DIY juga sedang menyiapkan Sekolah Rakyat. “Sedang dikaji, kami sedang mencari alternatif untuk Sekolah Rakyat, karena lahan yang diminta kurang-kurangnya 5 hektar sampai 10 hektar. Harapannya sekolah rakyat itu akan memompa kesempatan yang sangat luas bagi masyarakat yang kurang beruntung atau belum beruntung untuk disekolahkan secara gratis oleh pemerintah. dan nanti diasramakan. Kami sedang mencari alternatif untuk pemanfaatan lahan itu kemudian kesiapannya,” jelas Beny.

Dari pengkajian yang telah dilakukan hingga saat ini, Beny mengatakan, pelaksanaan Sekolah Rakyat di DIY ini rencananya dilakukan bukan dengan membangun dari nol. Melainkan menyasar pada sekolah berlahan luas yang sudah ada, dengan peserta didik yang sedikit.

“Jadi tidak lahan kosong, melainkan sekolah-sekolah yang ada dan lahannya luas tapi anak didiknya sedikit. Ini kita akan manfaatkan, bisa masuk dari anak-anak yang kurang beruntung dan mudah-mudahan terus programnya mendirikan asrama berjalan kan, lalu anak-anak ini bisa sekolah di situ kemudian asrama di situ,” tutur Beny.

Pada kesempatan yang sama, membahas mengenai penyelenggaraan Yogyakarta City 10 K (YKC10K) Race, Ketua Penyelenggara YKC10K Septiyadi Pityanta menjelaskan, event lari YKC10K akan digelar pada 27 April 2025 mendatang, dengan start finish Halaman Kepatihan, Kantor Gubernur DIY. Event lomba lari ini pun menjadi gelaran baru di Indonesia karena menjadi event lari pertama dengan batas waktu terpendek kategori 10K, yaitu 70 menit.

Septiyadi memaparkan, pihaknya sengaja menggelar acara tersebut sebagai event lari pertama di Indonesia dengan waktu finish terpendek. Apabila biasanya jarak tempuh 10K menghabiskan waktu sebanyak 120 menit, maka dalam YKC10K, pihak penyelenggara membuat tantangan, yakni hanya 70 menit, dengan waktu start pukul 05.00 dan selesai maksimal 6.10 WIB.

Saat ini tercatat, jumlah peserta yang telah mendaftar mencapai sebanyak 590 orang. Dari jumlah tersebut, peserta luar DIY mencapai angka 70% sehingga membuktikan Jogja sebagai daya tarik olahraga lari.

“Dalam data kami ada peserta dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi, Tangerang. Jadi memang cukup banyak variasi pesertanya. Sesuai harapan kami bahwa event ini menjadi salah satu agenda sport tourism di Jogja. Kami akan ajak menikmati rute kawasan pusat Kota Yogyakarta,” ungkap Septiyadi.

Lebih lanjut Septiyadi membeberkan, terdapat tiga kategori yang dilombakan, yakni U17 putra putri untuk menjaring bibit atlet, open putra putri, dan master putra putri. Tiga juara di tiap kategori akan dihadiahi dengan uang tunai jutaan rupiah. Adapun rute lari nantinya akan melintasi kawasan pusat kota dengan landscape menarik, seperti Sumbu Filosofi meliputi Malioboro, nol kilometer. Lalu ke KH Ahmad Dahlan, Pojok Beteng Kulon, Plengkung Nirbaya, Pojok Beteng Wetan, Jalan Mataram, Jalan Malioboro, dan finish di Kompleks Kepatihan. Rute akan dimaksimalkan steril agar para peserta bisa mendapatkan catatan waktu terbaik sepanjang kegiatan berlari ini.

Senada dengan Septiyadi, Pandangan Jogja Media Partner Kumparan, Eko Sugiarto Putro memberikan dukungan dan apresiasi pada penyelenggaraan YKC10K. Event ini diharapkan dapat terselenggara dengan baik dan menjadi daya tarik yang mendatangkan dampak positif bagi masyarakat.

“Diharapkan event ini bisa menjadi salah satu daya tarik sport tourism untuk Jogja karena cukup unik dan menantang. Olahraga lari kan saat ini memang sedang sangat dinikmati, jadi semoga bisa menjadi ruang yang baik dan seru untuk pehobi lari,” pungkas Eko.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *