Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemilihan Umum Tahun 2024 dalam area Indonesia tampaknya akan menjadi salah satu pilpres tersibuk yang digunakan mana pernah ada. Bukan semata-mata dikarenakan dijalankan secara serentak, namun juga terdapatnya penambahan, mulai dari provinsi baru, daftar pemilih tetap (DPT), tempat pemungutan pengumuman (TPS), hingga partai politik.
Dari data yang dimaksud disebut secara otomatis mengharuskan penambahan personel pengamanan dalam menjaga stabilitas lalu kondusivitas pemilu, terutama pada wilayah-wilayah yang tersebut digunakan berpotensi munculnya konflik dikarenakan irisan masyarakat. Pada poin ini pada akhirnya menghasilkan tahapan persiapan, pelaksanaan, hingga pengumuman perlu diperhatikan secara seksama terkait pengamanannya.
Perlu diingat pula bahwa pilpres tiada hanya sekali sekali untuk WNI yang tinggal dalam dalam negeri, namun juga untuk WNI atau diaspora Indonesia yang tersebut mana sedang berada di tempat tempat luar negeri. Pengamanan distribusi keluar negeri menjadi hal yang digunakan dimaksud penting. Saat ini jumlah keseluruhan agregat WNI terbanyak yang mana dimaksud ada di tempat dalam luar negeri yang dimaksud dimaksud menjadi pemilih pada pemilihan umum 2024 nanti berada pada Malaysia, Saudi Arabia, hingga Hong Kong.
Luasnya wilayah Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi pemilihan umum serentak tahun 2024. Peranan pengamanan dalam deteksi dini konflik perlu ditingkatkan, mengingat Indonesia saat ini semakin menjadi perhatian dunia.
Pergantian kepemimpinan setelah Presiden Jokowi yang bukan dapat mencalonkan diri kembali akibat konstitusi akan menjadi hal yang dimaksud dimaksud krusial terkait arah kebijakan 5 tahun masa pemerintahan yang dimaksud dimaksud baru. Hal ini menyebabkan bukan bukan mungkin bila akan muncul infiltrasi asing yang mana digunakan masuk kemudian mengganggu stabilitas pemilihan umum mengingat kondisi geopolitik global yang yang semakin dinamis juga tak menentu.
Dinamika global
Setidaknya pada tahun 2024, terdapat beberapa negara dengan sektor perekonomian besar atau negara anggota G20 yang dimaksud akan melaksanakan pemilu, seperti Amerika Serikat, India, Rusia, Meksiko, hingga Indonesia sendiri. Melihat dari peta urusan urusan politik global saat ini, maka diperlukan kewaspadaan dini bila terdapat perubahan arah geopolitik yang dimaksud hal itu cukup signifikan.
Konflik luar negeri seperti yang dimaksud tengah terjadi dalam Eropa Timur, Afrika, hingga timur tengah juga menjadi hal yang digunakan digunakan perlu dijadikan sebagai sebuah refleksi diri Indonesia untuk menjaga diri. Pergantian rezim secara otomatis tentu semata-mata akan menimbulkan perubahan pada ranah kebijakan luar serta dalam negeri. Hal ini tentu akan memancing negara-negara luar untuk terus memantau hasil pemilihan umum di area dalam Indonesia.
Perlu diingat bahwa campur tangan negara luar pada pemilihan umum di area tempat suatu negara bukan hal yang digunakan digunakan mustahil dilakukan. Sebut sekadar contoh pada pilpres di area area Amerika tahun 2016 yang mana dianggap sudah dipengaruhi negara luar. Atau bahkan catatan sejarah agen mossad, Eli Cohen, yang tersebut itu diketahui pernah masuk sebagai kandidat pejabat tinggi dalam kementerian Pertahanan Suriah pasca membantu pemenangan kandidat pejabat eksekutif dalam area sana.
Kepentingan negara-negara luar terhadap Indonesia bukanlah hal baru. Pemimpin baru Indonesia pada tahun 2024 akan menentukan arah kebijakan ke depannya, terutama arah percaturan geopolitik Indonesia serta kepentingan pembangunan kegiatan ekonomi luar negeri yang tersebut yang disebut sudah pernah ada di dalam dalam Indonesia. Indonesia saat ini miliki kemungkinan cukup besar dalam menjadi raksasa perekonomian di dalam tempat tahun 2045 yang digunakan tentu menjadi kecemasan negara lain.
Kekuatan Indonesia yang yang miliki modal dengan kepemilikan sumber daya alam ditambah dengan catatan jumlah keseluruhan total angkatan kerja yang mana melimpah ini akan menjadi nilai positif bila Pemerintah baru dapat memaksimalkannya. Kepemilikan 2 modal kunci ini juga pernah dirasakan oleh China pada awal mula memulai menjadi negara dengan perekonomian kuat seperti saat ini.
Bila mengutip data dari Hasil Sensus Penduduk 2020, total generasi Z pada dalam Indonesia saat ini telah lama dijalani mencapai 75,49 jt jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di tempat area Indonesia. Sementara itu, jumlah keseluruhan total penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial sebanyak 69,38 jt jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen. Bila dihitung, total dari nomor kedua generasi ini bahkan sudah pernah melebihi 50% total penduduk di dalam dalam Indonesia.
Bila melihat catatan sejarah, rasionalitas intelijen luar negeri yang tersebut turut campur dalam pilpres suatu negara biasa terjadi pada cipta kondisi penyebaran informasi hingga perbantuan logistik. Bahkan bila harus merujuk kepada artikel luar negeri baru baru ini, salah satu website berita sayap kiri Amerika, MintPress News, menyatakan merekan mendapat bocoran dokumen dari CIA yang dimaksud digunakan merupakan Organisasi intelijen Amerika dimana Organisasi intelijen itu telah terjadi lama selalu melakukan update perkembangan survei kandidat calon eksekutif pada tempat Indonesia. Bahkan dalam artikel yang dimaksud merekan melakukan klaim bila sayap dari CIA juga telah dilakukan terjadi mencoba masuk melalui LSM yang mana ada pada Indonesia.
Indonesia telah dilakukan terjadi menjadi perhatian dunia selama beberapa waktu ke belakang dikarenakan perkembangan ekonominya. Maka dari itu, bukan menjadi hal yang tersebut dimaksud aneh bila dinamika perkembangan kebijakan pemerintah pada area Indonesia akan selalu dipantau oleh negara luar.
Anak muda penentu
Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara heterogen pada mana konflik yang dimaksud bersifat horizontal di tempat tempat penduduk akan sangat mudah terjadi. Ketidaksiapan pengamanan tentu belaka akan memicu konflik pada arus bawah dalam masyarakat. Berbeda dengan sistem pemilihan dalam beberapa negara, Indonesia yang digunakan hal tersebut menerapkan sistem pilpres one man one vote mengharuskan kandidat pemimpin mendekati seluruh kalangan untuk menambah kekuatan dalam jumlah agregat agregat elektoral.
Pada tahun 2024, pemilih muda akan menjadi nilai penentu dari pemenangan calon pemimpin Indonesia ke depan. Merujuk kepada data dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia atau KPU RI, lembaga hal itu telah terjadi lama menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk pemilihan umum 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. Dari jumlah agregat total hal itu diketahui bahwa 52 persen di dalam area antaranya merupakan pemilih muda. Bila dilaksanakan perincian lebih lanjut tinggi detail, pemilih berusia 17 tahun berada pada hitungan 0,003 persen atau sekitar 6 ribu jiwa. Kemudian pemilih dengan rentang usia 17 tahun hingga 30 tahun mencapai 31,23 persen atau sekitar 63,9 jt jiwa. Lalu dilanjutkan dengan Pemilih dengan 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 20,70 persen atau sekitar 42,395 jt jiwa. Dari data ini kita ketahui kembali bahwa generasi milenial lalu juga gen z sudah menjadi penentu pada tahun 2024 nantinya.
Bila boleh mengambil contoh dari keberhasilan sebuah partai untuk melakukan penarikan pengumuman anak muda adalah Partai Move Forward dari Thailand yang tersebut dimaksud merupakan tetangga Indonesia di dalam tempat Asia Tenggara. Partai yang dimaksud berhasil mengamankan 151 kursi parlemen lalu juga menjadi yang tersebut digunakan terbanyak pada Parlemen Thailand. Dari contoh tersebut, ditambah kenyataan data bahwa pemilih di dalam dalam Indonesia merupakan mayoritas anak muda, bukan bukan mungkin bila anak muda akan mempunyai peran vital pada tahun 2024.
*) Syarifurohmat Pratama Santoso adalah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)