Home / Daerah / Pemkab dan Perguruan Tinggi Berkomitmen Majukan Kulon Progo melalui Riset dan Inovasi

Pemkab dan Perguruan Tinggi Berkomitmen Majukan Kulon Progo melalui Riset dan Inovasi

 

Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta memperkuat komitmen kerja sama mereka melalui pelaksanaan Forum Grup Diskusi (FGD). Kegiatan ini diselenggarakan di Food & Nutrition Research Center (FRC) UGM dan melibatkan perwakilan dari puluhan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dari Kulon Progo. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., dan dibuka secara resmi oleh Asisten Sekda (ASDA) III Kabupaten Kulon Progo Eko Wisnu Wardana,.S.E. (12/11/2025).

FGD ini merupakan tindak lanjut konkret dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah dilaksanakan dengan 33 PTS di Yogyakarta. MoU tersebut menjadi payung hukum bagi kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah daerah di tiga bidang utama, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kerja sama ini secara khusus bertujuan untuk mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi secara terapan dan berkelanjutan. Melalui FGD, perwakilan PTS dan OPD berdiskusi secara intensif untuk memetakan isu-isu strategis dan kebutuhan riil di Kulon Progo. Diharapkan, hasil kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat ini tidak hanya menjadi laporan di atas kertas, tetapi mampu menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan yang aplikatif dan membawa dampak positif signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo

Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., menyampaikan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini terkait dengan kolaborasi riset antara PTS dengan Kabupaten Kulon Progo.

Sebagai tindak lanjut penandatanganan MoU dengan Kabupaten Kulon Progo yang dihadiri oleh 33 PTS. Sesuai dengan apa yang diharapkan Bapak Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, keberadaan PTS tidak hanya sekadar sebagai pabrik sarjana, hanya menghasilkan sarjana, meluluskan sarjana tetapi keberadaan perguruan tinggi ini memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat secara umum maupun masyarakat industri. Ini adalah bagian dari rangkaian program Leapfrogging (strategi yang secara umum berarti melompati tahapan-tahapan pembangunan atau perkembangan tradisional untuk langsung mengadopsi teknologi atau pendekatan yang lebih baru dan lebih canggih).

Ia menegaskan“Kondisi saat ini prodi unggulan berada di kisaran, 26,5% untuk program studi kategori  A,target  ditahun 2028 meningkat dua kali lipat menjadi 51,15%. Jadi, untuk meningkatkan akreditasi, salah satu kriteria adalah kualitas luaran Tridarma. Diantaranya adalah riset dan pengabdian. Harapannya, ada kolaborasi yang kuat antara seluruh PTS dengan Pemda dan institusi lainnya, seperti dalam Sarasehan Science Technology Yogyakarta di Sanata Dharma. Pak Dirjen Dikti menyampaikan ada hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah untuk menangkap peluang skema-skema penelitian sesuai dengan riset prioritas dan riset strategis dari Kemendiktisaintek. Harapannya, riset yang diajukan itu jelas kolaborasinya, dapat menyelesaikan problem (masalah) riil yang ada di pemerintah daerah. Pada waktu penandatanganan MoU, Bupati Kulon Progo menyampaikan Kulon Progo satu-satunya kabupaten/kota di Jogja yang dilewati oleh seluruh moda transportasi – bandara, kereta, bus lintas nasional, dan pengembangan kota aeropolis.”

“Kita hari ini akan mendapatkan data riil, data detai tentang kebutuhan dari Pemkab Kulon Progo seperti apa, kemudian membentuk tim yang solid dari perwakilan Perguruan Tinggi dan OPD terkait, sesuai dengan isu-isu yang berkembang, dari kolaborasi ini diharapkan memberikan output research dan pengabdian atau kebijakan-kebijakan yang bisa diusulkandari hasil penelitian yang kemudian akan disepakati menjadi usulan program jangka panjang di Kulon Progo.”

Prof. Setyabudi berharap ada inovasi-inovasi teknologi tepat guna yang bisa diterapkan di Kulon Progo ini.

“Jumlah usulan penelitian yang masuk, total usulan ada 322 usulan. Dengan rincian, 82 bertema energi dan lingkungan hidup, 75 bertema kesehatan dan sosial, 40 bertema pariwisata dan ekonomi kreatif, 26 bertema pendidikan SDM dan tata kelola, 20 bertema perikanan dan kelautan, 46 bertema pertanian, pangan, dan biofarmaka, bertema UMKM dan ekonomi global”, Pungkas Prof. Setyabudi.

Dalam sambutannya Eko Wisnu Wardana menyampaikan “Atas nama pemerintah Kabupaten Kulon Progo, mengucapkan apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas prakarsa yang baik ini dan dapat bersama-sama dalam kegiatan FGD kolaborasi riset perguruan tinggi swasta dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang  diprakarsai Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 5 Yogyakarta. Alhamdulillah kegiatan ini menjadi yang pertama, kemudian akan disusul Kota Jogja dan Kabupaten Sleman, ini menjadi bagian yang cukup luar biasa kita dapat bertemu dan semoga berkomitmen bersama-sama untuk mendorong kemajuan daerah melalui kegiatan riset dan inovasi.

 Ia melanjutkan “Kegiatan ini menjadi sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah dunia akademik dan khususnya perguruan tinggi swasta dalam rangka memilih dan memetakan isu-isu strategis yang dapat diselesaikan menelalui pendekatan riset kolaborasi tanpa adanya kolaborasi, tentu Pemkab Kulon Progo tidak akan mampu untuk melaksanakan pelayanan publik untuk menyejahterakan masyarakat Kulon Progo”.

Eko Wisnu menegaskan “Pembangunan daerah tentu menghadapi tantangan yang kompleks. permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola pemerintahan sangat memerlukan pendekatan data dan ilmu pengetahuan dengan inovasi teknologi yang ada sekarang. Maka peran perguruan tinggi dalam hal ini, menjadikan peran yang sangat strategis bagi kami di pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan semoga ini menjadi solusi berbasis riset yang aplikatif dan berkelanjutan. Dan melalui forum seperti ini, kita nanti akan sampaikan isu strategis daerah yang sangat membutuhkan dukungan penelitian terapan. Antaranya, pengembangan ekonomi lokal dan UMKM berbasis potensi unggulan desa. Kemudian, transformasi digital di sektor pelayanan publik dan pertanian. Kemudian, pengelolaan lingkaran hidup, sumber daya, ketahanan pangan, peningkatan kualitas pendidikan, dan kelembagaan sosial dan budaya local”.

“Kita berharap dapat lolos dalam seleksi program hilirisasi riset Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi. Sehingga hasil penelitian tidak hanya menjadi laporan penelitian, tetapi dapat diimplementaskan secara nyata di lapangan”, harapnya.

Marius Agung Sasmita Jati, S.Si., M.Sc., Dosen Politeknik Kesehatan TNI AU Adisutjipto, menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta. Menurutnya, kegiatan ini selaras dengan tuntutan perkembangan perguruan tinggi saat ini yang mengharuskan adanya luaran riil (nyata) dari hasil riset. Luaran tersebut tidak hanya berupa publikasi, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk prototipe yang dihasilkan. Oleh karena itu, kegiatan kolaboratif ini dinilai menjadi wadah yang sangat tepat bagi dosen dan institusi untuk melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi secara aplikatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *