Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Jelang masuk puncak musim hujan, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memastikan kesiapannya dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin bisa terjadi di wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Hal ini disampaikan Kepala BPBD Kulon Progo, Setiawan Tri Widada, S.Sos , usai menghadiri Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Tanggap Bencana Hidrometeorologi yang digelar di halaman Polres Kulon Progo, Rabu (5/11/2025).
Disampaikan Setiawan, dari data lapangan dan hasil assessment dampak bencana yang terjadi di beberapa titik lokasi, Pemkab Kulon Progo saat ini telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana.
“Jika dalam perjalanannya kemudian kondisi bencana semakin masif, kita akan naikkan menjadi tanggap darurat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Setiawan mengatakan bahwa dengan penetapan status Siaga Darurat, maka seluruh perangkat daerah yang terlibat dalam penanganan bencana, bisa menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan kedaruratan bencana.
“Untuk anggaran BTT untuk semuanya bukan hanya penanganan bencana itu ada Rp 10 Miliar,” ungkapnya.
Setiawan juga menekankan, meskipun bencana yang terjadi masih dalam skala kecil, namun tetap menjadi perhatian dan akan terus dilakukan assessment, sebagai dasar untuk merencanakan tindakan tanggap darurat lebih lanjut sekaligus memitigasi risiko bencana.
Kapolres Kulon Progo AKBP Wilson Bugner F. Pasaribu yang menjadi Inspektur Upacara menjelaskan bahwa peran kepolisian dalam tanggap darurat bencana adalah sebagai penggerak bersama stakeholder lainnya.
“Total personel Polres Kulon Progo dalam menghadapi bencana Hidrometeorologi sekitar 350. Selain itu juga ada sekitar 161 personel dari stakeholder lainnya, termasuk TNI, BPBD, Basarnas, dan BMKG. Jadi kita semua bersiap siaga dan bekerja sama untuk menghadapi segala kemungkinan bencana,” jelas Wilson.
Sementara itu Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, yang juga turut hadir pada kesempatan ini, memberikan apresiasi atas peran kepolisian, pemerintah, dan stakeholder lainnya dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
“Kerjasama ini adalah wujud kepedulian terhadap masyarakat. Serta aksi solidaritas untuk melindungi masyarakat,” ujar Ambar.
Ambar juga mendorong penguatan sinergi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi ditengah kondisi cuaca yang tak menentu.
“Semoga Kulon Progo tetap aman dan dijauhkan dari bahaya bencana,” kata Ambar.





