Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kalurahan Salamrejo ke-92, Pemerintah Kalurahan Salamrejo menyelenggarakan Festival Pangan dan Gelar Potensi Budaya 2025 di Lapangan Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo, Sabtu 2 Agustus hingga Minggu 3 Agustus 2025. Acara secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Kulon Progo H. Ambar Purwoko, pada Sabtu (2/8). Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk menampilkan potensi budaya dan ekonomi lokal, sekaligus memperkuat sinergi antara pelestarian tradisi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Festival dibuka dengan penampilan kerawitan dari siswa SDN Lebeng dan dilanjutkan dengan sambutan serta pembukaan resmi oleh Wakil Bupati Kulon Progo, H. Ambar Purwoko. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Dinas Koperasi UKM DIY diwakili oleh Kepala Bidang Kewirausahaan, Wisnu Hermawan, S.P., M.T., Tim Monitoring Kundha Kebudayaan DIY Edi Sujatmiko, S.Sn., Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat dan SDM Heri Darmawan, A.P., M.M., seluruh jajaran dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), dan segenap tamu undangan.
Beragam potensi lokal dipamerkan, mulai dari produk UMKM, hasil pertanian, hingga sajian kuliner khas seperti onde-onde dan jagung bakar gratis. Festival juga menyediakan bazar sembako murah serta menampilkan pertunjukan seni budaya pada sore harinya. Stand pameran diisi oleh kelompok wanita tani (KWT), BUMDes, komunitas lokal, hingga pelaku UMKM dari wilayah Kapanewon Sentolo.
Lurah Salamrejo, Dani Pristiawan, S.P., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak, terutama Dinas Koperasi dan UKM DIY yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. Ia berharap sinergi program mandiri pangan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dapat terus mendorong kesejahteraan masyarakat Salamrejo.
“Kami ingin menyelaraskan program mandiri pangan dengan kegiatan tahunan yang sudah kami gelar. Hari ini beberapa UMKM dari wilayah Kapanewon Sentolo hadir, harapannya ekonomi bisa terus berputar dan memberi semangat bagi warga Salamrejo dan sekitarnya,” ujar Dani.
Ia berharap festival ini bisa menjadi pendorong semangat warga Salamrejo dan sekitarnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Salah satu potensi unggulan yang diangkat dalam kegiatan ini adalah komoditas jagung, yang telah menjadi ikon pertanian lokal di Salamrejo.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan desa yang tidak hanya berbudaya, tetapi juga mandiri secara ekonomi. Diharapkan, Festival Pangan dan Gelar Potensi Budaya ini dapat terus berkembang dan memberi manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tim Monitoring Kundha Kebudayaan DIY, Edi Sujatmiko, S.Sn., turut memberikan apresiasi terhadap semangat gotong royong masyarakat Salamrejo dalam menyelenggarakan festival ini. Ia menilai kegiatan ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga bentuk konkret pengembangan potensi ekonomi desa.
“Festival Pangan ini menampilkan kekayaan lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat desa. Kebudayaan tidak hanya soal kesenian, tapi juga menyangkut ekonomi, pertanian, dan kewirausahaan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan rasa bangga dan bahagia melihat banyaknya produk unggulan yang telah menjadi bagian dari identitas lokal masyarakat Salamrejo. Festival ini pun diharapkan menjadi ajang pemasaran bagi produk-produk lokal agar dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, menyampaikan harapan agar Salamrejo terus tumbuh menjadi desa yang maju, adem ayem, dan sejahtera. Ia juga menekankan pentingnya merawat budaya lokal di tengah arus modernisasi, serta meningkatkan daya saing produk lokal melalui penguatan pemasaran.
“Karya-karya masyarakat kita hebat, hanya saja pemasarannya masih perlu ditingkatkan. Kita dorong bersama dari lokal ke nasional, bahkan global,” ujarnya.
Ambar juga mengapresiasi penyelenggaraan acara yang dinilai rapi dan bersih, sebagai cerminan kesiapan Salamrejo menjadi desa yang terbuka dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan gong, disusul dengan pemotongan tumpeng nasi jagung, yang menjadi simbol penguatan jagung sebagai komoditas unggulan lokal. Potongan pertama diserahkan oleh Wisnu Hermawan kepada Ambar Purwoko, kemudian diteruskan kepada Dani Pristiawan.
Usai acara pembukaan, Ambar Purwoko didampingi tamu undangan berkeliling mengunjungi stand UMKM yang menampilkan produk unggulan dari berbagai kelompok usaha masyarakat, termasuk olahan berbahan dasar jagung. Festival ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya, memperluas jangkauan pemasaran produk lokal, dan mendorong ekonomi kerakyatan berbasis potensi desa.